inijabar.com, Kabupaten Cirebon- pengusaha dan pengerajin batik di Cirebon hampir lesuh perekonomian di tengah pandemi corona. Pengusaha dan pengerajin tergabung dalam Paguyuban Perajin dan Pengusaha Batik Cirebon (P3BC) untuk membangkitkan pangsa pasar Batik Cirebon.
Di pandemi corona ini tantangannya di pemasaran karena pergerakan di batasi segala macam dibatasi, kita menjual tanpa harus bertemu yakni dengan cara online seperti medsos, marketplace," kata Heri Kiswo Ketua Paguyuban Perajin dan Pengusaha Batik Cirebon (P3BC).
Jadi tantangan kita bagaimana menjual dengan cara-cara baru dan terobosan baru," jelas Heri Kiswo kepada wartawan setelah acara pendirian dan pelantikan P3BC di Kampoeng Batik EB Tradisional Jl. Panembahan Ratu, Plered - Cirebon, Jumat (18/12/2020).
Menurut Dia, Kita harus mulai konsen di dunia online atau penjualan online. Kita sudah terbiasa dengan teman-teman yang muda-muda di Facebook (FB), Youtube, Marketplace, mereka sudah familiar. Dengan adanya pandemi Covid-19 kita dipaksa lebih cepat untuk bisa belanja dan menjual secara online.
Dengan adanya wadah, diharapkan pengusaha dan pengerajin batik di Cirebon untuk berkolaborasi, bersinergi dan berbagi dengan semua instansi terkait ataupun yang mau mendukung industri batik.
Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Batik Jawa Barat, Shandy Dedi Yusuf menjelaskan, P3BC dibentuk yang pertama kali di Jabar itu di Kabupaten Cirebon, kalau di tingkat nasional ada Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI), kemudian kami dari Jawa Barat ada Yayasan Batik Jawa Barat.
"Di Kabupaten nanti akan dibentuk paguyuban atau semacam wadah, dan di Cirebon ini namanya P3BC," kata shandy Dedi Yusuf.
Menurut Dia, disini adalah tempat wadahnya untuk kita sharing informasi, sharing pengalaman, berbagi ilmu untuk kemajuan para perajin batik. Jadi untuk kemajuan itu baik dari sisi produksinya, baik kualitasnya, penjualanya, dari semua aspek yang terkait dengan usaha batik ini bisa sharing disitu.
"Kita akan bersinergi dengan Pemda setempat karena disini ada 9 kuwu yang mendukung dimana setiap desa itu memiliki daerah pembatikan. Jadi ada support dari Pemda setempat, dari Kades (Kuwu), Kepala Dinas di Kabupatenya, tadi ada dari Diskop UMKM, Disperdagin dan perbankan BI Kabupaten Cirebon untuk permodalan tadi juga hadir," paparnya.
"Semuanya harus kita manfaatkan, apa sih yang harus kita bantu dan diberikan dimasa pandemi Covid-19 ini, kedepanya melalui wadah P3BC disini tempatnya apa yang mereka keluh kesahkan, apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka inginkan itu disuarakan melalui P3BC,"ujarnya.
"Lalu nanti disampaikan kepada mitra-mitra seperti kami Yayasan Batik Jawa Barat di Provinsi, APPBI di tingkat Nasional kemudian Pemerintah Kota (Pemkot) atau Pemkab setempat, dan di desa melalui pak Kuwu nanti mereka bisa mendapatkan dukungan apa yang kira-kira saat ini kita bisa berikan bantuan secara real," tuturnya.
"Karena sudah banyak pengrajin terpuruk sudah gulung tikar atau sudah tidak produksi lagi atau bahkan pengusaha yang memiliki sisa produksinya tidak bisa menjual karena mungkin wisatawan baik dari domestik maupun luar negeri sudah berkurang karena kondisi pandemi seperti ini melalui event-event teknologi, sosmed, virtual kita bisa bikin pameran kita bantu biar mereka melek teknologi," pungkasnya.(Fii)