Pemilik Mie Bakso Gunung Pereng Akui Ada Unsur B2 di Minyak dan Toping

Redaktur author photo




Inijabar.com, Kota Tasikmalaya- Mie Bakso Gunung Pereng Kota Tasikmalaya sempat viral di media sosial lantaran bahan-bahan makanan itu diduga mengandung unsur babi.


Sontak saja kabar usaha mie bakso yang sudah berdiri sejak 1973 itu membuat sejumlah elemen masyarakat, Satpol PP dan Damkar mendatangi lokasi untuk melakukan klarifikasi pada Senin (03/01/2022).


Ketua Forum Mujahid Tasikmalaya (FMT) H Nanang Nurjamil mengatakan, pihaknya saat mendengar informasi yang beredar itu langsung melakukan klarifikasi. Bahkan langsung dengan yang bersangkutan bersama unsur pemerintah.


Setelah mendapatkan penjelasan dari pemilik dan pengelola, ternyata benar Mie Bakso Gunung Pereng itu terdapat campuran babi, yakni pada bagian minyak dan topingnya.


“Kami sudah klarifikasi dan pemilik secara terbuka menjelaskan bahwa dalam mie bakso itu ada campuran minyak babi, termasuk di topingnya,” kata Nanang.


Dari kejadian ini, pihaknya pun mempertanyakan peran, fungsi dan tanggung jawab Pemkot Tasikmalaya terkait pengawasan dan keamanan makanan di wilayahnya.


Terlebih seperti halnya mie bakso tersebut sudah berdiri sejak tahun 1973 dan masyarakat baru tahu sekarang setelah pemiliknya mau terbuka.


Karena itu pihaknya pun meminta para pengusaha baksi di Tasikmalaya memasang informasi yang jelas. Khususnya terkait bahan yang ada dalam makanan itu.

“Jika ada unsur babinya maka sebutkan untuk non Muslim atau makanan non halal. Begitu juga sebaliknya cantumkan bahwa itu makanan halal,” imbuhnya.


Keterangan di tiap usaha makanan itu, lanjut Nanang,  agar konsumen tidak ragu lagi saat membeli makanan.


Apalagi Mie Bakso Gunung Pereng ini salah satu kuliner khas dan penggemarnya banyak dan kebanyakan dari Muslim.

 

BerandaBerita TasikmalayaMie Bakso Gunung Pereng Tasikmalaya Viral Gunakan Bahan Babi, Benarkah?

Berita TasikmalayaBerita TerbaruHeadline

Mie Bakso Gunung Pereng Tasikmalaya Viral Gunakan Bahan Babi, Benarkah?

Mie Bakso Gunung Pereng

FMT saat bersama Satpol PP dan Damkar Kota Tasikmalaya saat melakukan klarifikasi terkait bahan babi dalam bakso .. Mie Bakso Gunung Pereng Kota Tasikmalaya sempat viral di media sosial lantaran bahan-bahan makanan itu diduga mengandung unsur babi.

Sontak saja kabar usaha mie bakso yang sudah berdiri sejak 1973 itu membuat sejumlah elemen masyarakat, Satpol PP dan Damkar mendatangi lokasi untuk melakukan klarifikasi pada Senin (03/01/2022).

Ketua Forum Mujahid Tasikmalaya (FMT) H Nanang Nurjamil mengatakan, pihaknya saat mendengar informasi yang beredar itu langsung melakukan klarifikasi. Bahkan langsung dengan yang bersangkutan bersama unsur pemerintah.

Setelah mendapatkan penjelasan dari pemilik dan pengelola, ternyata benar Mie Bakso Gunung Pereng itu terdapat campuran babi, yakni pada bagian minyak dan topingnya.

“Kami sudah klarifikasi dan pemilik secara terbuka menjelaskan bahwa dalam mie bakso itu ada campuran minyak babi, termasuk di topingnya,” kata Nanang


Terlebih seperti halnya mie bakso tersebut sudah berdiri sejak tahun 1973 dan masyarakat baru tahu sekarang setelah pemiliknya mau terbuka.


Karena itu pihaknya pun meminta para pengusaha bakso di Tasikmalaya memasang informasi yang jelas. Khususnya terkait bahan yang ada dalam makanan itu.


“Jika ada unsur babinya maka sebutkan untuk non Muslim atau makanan non halal. Begitu juga sebaliknya cantumkan bahwa itu makanan halal,” imbuhnya.


Keterangan di tiap usaha makanan itu, lanjut Nanang,  agar konsumen tidak ragu lagi saat membeli makanan.


Apalagi Mie Bakso Gunung Pereng ini salah satu kuliner khas dan penggemarnya banyak dan kebanyakan dari Muslim.


Berdasarkan ajaran Islam, kata Nanang, babi haram dikonsumsi, baik itu sebagai campuran ataupun sebagai sajian utama.


“Jadi ketika ada unsur babi di minyaknya atau di topingnya tetap sama haram. Sekali lagi kami minta pemerintah segera memastikan dan menjamin kehalalan makanan yang ada di masyarakat dengan pengawasan berkala,” pungkasnya.(aaf)

Share:
Komentar

Berita Terkini