Inijabar.com, Kota Bekasi - Banyaknya kasus Covid-19 yang menimpa guru dan siswa di lingkungan sekolah di Kota Bekasi, membuat sejumlah orang tua mulai mempertanyakan keamanan belajar di sekolah.
Eny Sulistiawati misalnya. Ibu dua anak ini mengaku cukup khawatir dan resah ketika mengetahui varian baru omicron sudah terdeteksi masuk ke Indonesia, bahkan ia mempertanyakan langkah antisipasi sekolah untuk mengantisipasi terpaparnya siswa terhadap virus tersebut saat belajar di sekolah.
"Secara pribadi saya cukup khawatir, karena saya memiliki dua anak yang masih menempuh pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD) saat ini," katanya sambil mengerutkan dahi.
Ia pun berharap adanya langkah antisipasi yang kongkrit dari Pemkot maupun Dinas Pendidikan terkait untuk menangkal virus tersebut agar tidak menjangkiti dan menyebar terlalu jauh terhadap para peserta didik di sekolah saat belajar.
"Saya berharap ada langkah kongkrit dalam mengantisipasinya, agar kami para orang tua tidak merasa khawatir saat anak-anaknya belajar di sekolah," ujarnya.
Terpisah, Kepala SMAN 8 Bekasi Dedi Supriadi mengatakan, berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan pihak sekolah dan orang tua siswa, hampir mayoritas orang tua tidak menyetujui dilaksanakannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dikarenakan masih tingginya kasus Covid-19.
"Mayoritas orang tua tidak menyetujui PTM dan untuk sementara waktu kami laksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) hingga 18 Februari 2022 sambil menunggu keputusan dari Pemerintah untuk lebih lanjutnya," tutup Dedi.(giri)