inijabar.com, Bali - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) selaku pemimpin rangkaian kegiatan Agriculture Ministers Meeting (AMM) G20 Indonesia, yang berlangsung di Jimbaran Bali pada 27 - 29 September 2022 secara tegas mengajak dunia mengimplementasikan teknologi digital dalam sektor pertanian. Mengangkat tema “Transformasi Pertanian Digital dalam Percepatan Kewirausahaan Perempuan dan Pemuda”, Mentan mengajak semua negara saling membangun semangat untuk bekerja sama. Sesuai dengan tema besar G20 Presidensi Indonesia, _Recover Together Recover Stronger._
“Di dalam presidensi ini ada tiga topik utama yang dibahas yaitu tentang ketahanan pangan, tentang perdagangan, dan pertanian berbasis digital. Kita ketahui bahwa kita baru pulih dari Covid 19, ancaman perubahan iklim dan tekanan perang Rusia - Ukraina. Kondisi ini menyebabkan tekanan pada pangan termasuk negara-negara G20 hingga menyebabkan ketahanan pangan terganggu," ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, Rabu (28/9).
Prihasto menyebutkan perang Ukrania - Rusia menyebabkan hambatan pengiriman komoditas pangan di laut hitam. Peserta yang hadir turut memberikan sejumlah masukan dan sikap G20 khususnya di sektor pertanian untuk melalui hal tersebut.
"Masalah ketahanan pangan itu adalah isu yang tidak bisa ditawar. Kita diminta untuk terbuka dan transparan terhadap perdagangan kita. Jika sedang surplus maka kita harus mendistirbusikan pangan ini ke negara-negara lain. Demikian halnya jika negara lain sedang defisit, jangan sampai ada restriksi-restriksi. Kalau sudah berbicara ketahanan pangan, maka sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, pangan adalah hak asasi manusia. Ini merupakan kehormatan luar biasa," terangnya.
Ditjen Hortikultura, lanjut Prihasto, siap mendukung apapun rumusan G20 ini. Sejumlah upaya mendukung ketahanan pangan seperti upaya mendorong produksi akan terus digencarkan.
"Kami siap membuka hambatan perdagangan antar negara sesuai kesepakatan bersama karena kalau perdagangan tidak lancar maka ketahanan pangannya terganggu," tegas Prihasto.
Hal lain turut mewarnai kesepakatan _global forum_ adalah terkait _digital platform_ di mana aspek pertanian berbasis digital. Indonesia pun sedang dalam upaya mendorong ke arah sana.
"Kementan juga sedang ke arah sana. Indonesia memiliki _Agriculture War Room_ di mana bisa mengontrol komunikasi dengan berbagai pihak di seluruh Indonesia. Kita juga bisa secara masif memonitor pertanaman di seluruh Indonesia. Demikian juga eselon I lain termasuk Ditjej Hortikultura, di mana kita memiliki _Horticulture War Room_ yang terkoneksi dengan kegiatan-kegiatan hortikultura strategis,” ujarnya.
Momentum G20, kata Prihasto, harus dimanfaatkan sebesar-besarnya selain untuk menunjukkan apa yang sudah dilakukan Indonesia khususnya sektor pertanian. Pameran yang berlangsung selama sidang berfungsi untuk menunjukkan dunia kekayaan buah-buah tropis yang belum pernah dilihat para undangan.
"Seperti kata Bapak Menteri Pertanian, kita harus semangat dan bersatu mempertahankan ketahanan pangan nasional dan bekerja sama dengan negara-negara lain," pungkasnya.
Dalam perhelatan yang berlangsung selama tiga hari, aneka buah lokal disajikan bekerja sama dengan beberapa pelaku usaha lokal dan eksportir terdiri dari PT Great Giant Pineapple, PT Bali Agro Pratama & Kongking, PT Jineng, dan PT Surya Elok Sejahtera.
Salah satu delegasi asal Perancis, Isabelle mengatakan sangat menyukai buah-buahan lokal Indonesia yang penuh vitamin dan energi yang baik untuk tubuh. Menurutnya buah-buahan lokal ini sempurna.
“Saya berharap buah-buahan ini dapat diekspor ke Perancis agar ketika saya kembali ke negara saya, saya dapat terus menikmatinya,” ujarnya.
Isabelle mengaku sangat menyukai buah naga karena warnanya luar biasa dan rasanya enak. “Selain itu saya juga suka mangga, lalu pisang. Saya suka semua buah-buahan Indonesia," seloroh Isabelle dengan penuh senyum.
Bahkan salah satu delegasi asal Rusia, MS. Ekaterina Fomina sangat tertarik membawa pulang pisang mas kirana dan mangga harum manis. Hal ini langsung direspon dengan baik panitia penyelenggara. Tidak mengherankan, selama sidang berlangsung terhitung 300 kilogram aneka buah-buahan yang dihidangkan ludes dicicipi para delegasi.(*)