inijabar.com, Jakarta- Dalam rangka menilai capaian kegiatan perbenihan hortikultura tahun anggaran 2022, Direktorat Jenderal Hortikultura melalui Direktorat Perbenihan melaksanakan evaluasi kinerja BPSB dan BBH selaku pelaksana kegiatan perbenihan hortikultura yang dibuka langsung oleh Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto.
Dalam sambutannya disampaikan bahwa BBH dan BPSB merupakan tokoh-tokoh perbenihan yang membawa ujung tombak arah dan tujuan perbenihan Indonesia sehingga sangat diharapkan kontribusi maksimal dalam proses produksi benih guna menjamin ketersediaan benih bermutu.
Selaras dengan program unggulan Ditjen Hortikultura yaitu pengembangan kawasan kampung hortikultura baik sayuran maupun buah-buahan, perbenihan merupakan pendukung utama dari terwujudnya kampung unggu hortikultura. Dibutuhkan konsep matang dari hulu ke hilir dalam perencanaan pengembangan kampung unggul hortikultura yang artinya mulai dari perbenihan yang baik dimana BBH dan BPSB lah yang betugas dalam produksi benih dan menjamin kualitas benih.
Direktur Perbenihan Hortikultura, Inti Pertiwi Nashwari menyampaikan, keberhasilan produksi benih di BBH akan menjadi efek domino yang baik, benih berhasil berarti kampung horti terwujud dan berdampak pada suksesnya Program Ditjen Hortikultura.
Pada tahun 2022 Direktorat Perbenihan telah melaksanakan penilai terhadap 38 BBH dan 33 BPSB dengan hasil 3 BBH terbaik dan 3 BPSB terbaik mendapat reward study banding ke Thailand. Sedangkan untuk BBH dan BPSB dengan nilai terbawah mendapat rapot merah untuk alokasi anggaran tahun berikutnya. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk reward dan punishmen untuk memotivasi kinerja BBH dan BPSB.
[cut]
Arahan Menteri Pertanian, pada tahun 2023 akan dicanangkan sebagai tahun benih, sehingga Perbenihan menjadi hal yang sangat prioritas untuk dibenahi. BBH yang mempunyai kapasitas untuk memproduksi benih harus didorong untuk produksi maksimal. Perencanaan 2023 harus disusun berdasar hasil evaluasi 2022, daerah didukung sesuai kapasitas masing-masing.
Pada rancangan kegiatan Direktorat Perbenihan tahun 2023 akan membutuhkan benih buah sekitar 4.866.000 batang. Oleh karena itu, Ditjen Hortikultura menargetkan ketersediaan benih buah sebanyak 10 juta batang. Melihat tingginya target produksi tahun depan, produksi benih dicanangkan akan dikerjasamakan dengan semua stakeholder perbenihan seperti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). BPTP dinilai potensial untuk produksi benih karena yang tersebar di seluruh provinsi sehingga memudahkan akses kampung hortikultura setempat dalam memenuhi kebutuhan benihnya.
Selain itu, sapaan Direktur Perbenihan Hortikultura juga mengharapkan kontribusi aktif BPSB dalam observasi varietas-varietas lokal daerah yang belum berkembang untuk didaftarkan sebagai varietas unggul daerah. Munculnya varietas unggul baru juga harus didukung dengan inventarisasi pohon induk sebagai sumber benih.
[cut]
Guna memfasilitasi kegiatan tersebut Direktur Perbenihan Hortikultura telah membangun suatu sistem digital yang dapat digunakan untuk memonitor secara realtime informasi jenis dan ketersediian sumber benih maupun produksi benihnya.(*)
Sistem digital yang diberi nama “Proseed-Horti” ini dikembangkan sebagai bentuk digitalisasi pelaporan kegiatan strategis Direktorat Perbenihan Hortikultura agar dapat memudahkan para petugas dalam melakukan pelaporan dan penyajian data-data mengenai perbenihan hortikultura secara rutin, sistematis, akurat dan realtime. Melalui aplikasi ini, pihak-pihak yang berkepentingan dapat langsung dan mudah mendapatkan laporan visual standing crop produksi benih secara real time.(*)