SMPN 1 Tambun Selatan Jelaskan Study Tour Keinginan Komite Sekolah

Redaktur author photo

  


Aksi sejumlah mahasiswa di SMPN 1 Kabupaten Bekasi menolak kegiatan Study Tour.


inijabar.com, Kota Bekasi – Polemik study tour yang berujung aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa yang menamakan diri Angkatan Mahasiswa Bekasi (Akamsi) di depan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berbuntut panjang.  


Pasalnya, para mahasiswa pengunjuk rasa menilai bahwa kegiatan study tour yang diadakan SMPN 1 Tambun Selatan pada 16 Maret 2023 ke Magelang dan Jogya, telah memberatkan para orang tua siswa dengan menarik biaya sebesar Rp1,5 juta.


Menurut Humas SMPN 1 Tambun Selatan, Giyatna, menyesalkan beberapa awak media yang sudah mengklarifikasi tidak menyampaikan pemberitaan sesuai apa yang telah disampaikan sehingga tidak menyesatkan publik.


“Padahal sebelumnya kita SMPN 1 Tambun Selatan sudah memberikan atau menyampaikan keterangan terkait persoalan yang sekarang menjadi ramai. Memberatkan para orang tua dan sebagainya,” terang Giyatna, Rabu (12/4/2023).


Menurut Giyatna, kegiatan study tour penting karena anak-anak bisa punya pengalaman bertemu narasumber dan bahkan bisa melihat bukti - bukti fisik pembelajaran secara langsung yang penting memperhatikan beberapa aspekseperti, faktor cuaca dan keamanan.


“Rencana study tour ini sudah lama dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk bagaimana bagi para orang tua siswa yang kurang mampu kaitan dengan pembiayaan. Jadi kita sudah sampai kesitu bahasnya,” ungkap Giyatna.


Dikatakan Giyatna, total siswa yang berangkat sebanyak 350 siswa yang disubsidi atau diringankan sebanyak 18 siswa bahkan ada yang digratiskan terpenting orang tua siswa menerangkan apa adanya kepihak panitia penyelenggara.


“Study tour itu keinginan Komite Sekolah dengan para orang tua siswa bukan dari pihak SMPN 1 Tambun Selatan yang hanya memfasilitasi. Ngak ada orang tua yang diberatkan dan bagi yang ngak mampu disubsidi bahkan digratiskan,” ulas Giyatna.


Memang, lanjut Giyatna, ada 81 siswa yang tidak ikut study tour, tapi bukan berarti keberatan melainkan ada beberapa alasan mulai anaknya mabuk tidak bisa jalan jauh, ada yang tidak bisa tanpa pendampingan orang tua dan sebagainya.


“Intinya terkait study tour ini sebenarnya tidak ada masalah hanya saja beberapa pemberitaan kawan-kawan media tidak memberitakan apa adanya ketika kami memberikan klarifikasi atau penjelasan sehingga menjadi ramai begini,” pungkas Giyatna. (*)

Share:
Komentar

Berita Terkini