inijabar.com, Kota Bandung- Ketua Tim Statistik Distribusi BPS Jabar Dudung Supriyadi mengungkapkan, di Jawa Barat untuk inflasi year on year (YoY) tertinggi terjadi di Kota Cirebon sebesar 30.20 persen dan terendah di Kota Bandung sebesar 2,27 persen.
Pada Oktober 2023, gabungan tujuh kota di Jawa Barat terjadi inflasi YoY sebesar 2,58 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,10.
Inflasi, kata dia, terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,25 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,13 persen.
Lalu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,04 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,44 persen; kelompok kesehatan sebesar 2,63 persen; kelompok transportasi sebesar 1,14 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,23 persen.
Kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,21 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,99 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 3,18 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,20 persen.
Secara Month to Month (MtM) Oktober 2023 mengalami inflasi sebesar 0,13 persen. Inflasi mtm tertinggi terjadi di Kota Depok sebesar 0,15 persen. Sementara inflasi mtm terendah terjadi di Kota Tasikmalaya sebesar 0,01 persen.
Neraca perdagangan Jawa Barat September 2023 mengalami surplus dari sisi nilai sebesar USD 2,09 miliar. Nilai tersebut ditunjang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar USD2,25 miliar, sedangkan komoditas migas defisit sebesar USD155,64 juta.
Dari sisi volume perdagangan luar negeri, pada bulan September 2023 terjadi surplus sebesar 288,28 ribu ton, yang disumbang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar 500,06 ribu ton, sedangkan komoditas migas defisit sebesar 211,78 ribu ton.
Dilihat dari transaksi perdagangan Nonmigas dengan 13 negara mitra dagang utama, pada periode September 2023, Jawa Barat mengalami defisit neraca perdagangan dengan Tiongkok dan Taiwan senilai USD61,28 juta, meningkat dibanding bulan sebelumnya yang defisit hingga sebesar USD40,07 juta.
Sementara itu sebagai pembanding, nilai perdagangan luar negeri (ekspor/impor), neraca perdagangan Jawa Barat Agustus 2023 atau bulan sebelumnya mengalami surplus dari sisi nilai sebesar USD2,48 miliar.
Nilai tersebut ditunjang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar USD 2,59 miliar, sedangkan komoditas migas defisit sebesar USD106,53 juta.
Dari sisi volume perdagangan luar negeri, pada bulan Agustus 2023 terjadi surplus sebesar 385,88 ribu ton, yang disumbang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar 542,57 ribu ton, sedangkan komoditas migas defisit sebesar 156,68 ribu ton.(*)