27 Petugas POPT Ciamis Turun Atasi Hama Karat Merah Ratusan Pohon Dukuh di Dusun Cililitan

Redaktur author photo


Para petugas POPT se Ciamis bersama penyuluh pertanian dan UPTD Pertanian Kab.Ciamis berpose usai melakukan pengendalian penyakit karat merah pada pohon dukuh di Dusun Cililitan


inijabar.com, Ciamis- Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis  bergerak cepat menanggapi keluhan petani di Dusun Cililitan Desa Karanganyar kecamatan Cijeungjing adanya sejumlah tanaman pohon dukuh yang terserang penyakit karat merah daun.


Penyuluh pertanian desa karanganyar Kusdiana menyatakan, pihaknya bersama 27 petugas POPT (Pengendali Organisme Penggangu Tumbuhan) se Kabupaten Ciamis didampingi penyuluh pertanian dari Kecamatan Cijeunjing dan UPTD Pertanian juga para petani di dusun Cililitan.


"Kita bersama 27 POPT se Ciamis turun hari ini Jumat (8/12/2023) merupakan tindak lanjut dari kemarin dan sosialisasi memecahkan masalah pengendalian penyakit karat merah algae yang memang belum bisa diatasi secara maksimal,"ujar Kusdiana. Jumat (8/12/2023).


"Kita mulai jam 08.00 wib dengan persiapan cek alat dan bahan termasuk emosin bubur bordok. Bubur bordok merupakan bahan racikan oleh petani dan petugas yang terdiri dari bahan kapur pertanian dicampur dengan tawas biru atau terusi dengan perbandingan 1 ons kapur pertanian banding 1 ons tawas biru dicampur dengan 100 liter air,"bebernya.


Sedangkan alat dan bahan difasilitasi oleh anggota DPRD Jabar Hery Dermawan bersama BPTH. Sehingga baik alat nya, bahannya dan akomodasi kegiatan bisa dihandle dengan baik.


"Iya tadi menghasilkan 500 liter larutan yang menggunakan spryer sebanyak 3 alat  sudah menyemprot kurang lebih 200 pohon yang ada di sekitar pinggir jalan gudang pasca panen,"tutur Kusdiana.


Dirinya berharap upaya tersebut bisa mengendalikan penyakit pohon dukuh karat merah.


"Namun karena keterbatasan waktu dan tenaga. Kami berharap dapat diteruskan oleh petani dengan menyemprot pohonnya masing-masing. Alat sudah ada dan pengoperasian alat sudah dicontohkan. Silahkan par petani secara swadaya menyemprot pohon masing-masing,"kata Kusdiana.


Untuk kendala teknis, dia menyatakan, karena alat nya baru dan tekanan nya kencang terjadi muncrat di selangnya.


"Yang kedua, ini pohon nya tinggi-tinggi ada yang 25 meter, 23 meter, jadi kalau tidak pakai gantar cukup sulit. Tapi karena tinggi musti yang ahli kalau kurang tenaga cukup kewalahan,"bebernya.


Untuk efek dari penyemprotan tersebut akan dilakukan pemantauan berjenjang setiap minggu.


"Kemarin kan dicoba ada reaksinya. Makanya kita pantau efeknya secara berjenjang seminggu sekali apakah sudah ada erek luntur (karat merah) dari jamurnya,"jelasnya.


Kusdiana juga menjelaskan, akan ada sekolah lapang. Jadi bukan hanya gerakan hari ini saja tapi berkelanjutan. 


"Setiap bulan di minggu kedua kita akan ada pengamatan hasilnya seperti apa rekomendasi nya seperti apa,"tandasnya (*)




Share:
Komentar

Berita Terkini