Sejumlah pejabat Bapenda Kota Bekasi melakukan studi banding di Badung Bali. |
inijabar.com, Kota Bekasi- Sekertaris Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bekasi, Ridwan belum memberikan respon saat dikonfirmasi terkait kepergian jajarannya ke Bali.
Informasi yang didapat redaksi kepergian Bapenda ke Bali tersebut berlabel studi banding. Namun ironis kunker tersebut di tengah batas akhir tahun tutup buku Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bekasi Tahun Anggaran 2023 yang diprediksi gagal capai target.
Berangkat dari Kota Bekasi ke Bali pada Kamis 7 Desember 2023. Di Bali mereka melakukan kunjungan ke Bapenda Kabupaten Badung yang juga dihadiri PHRI (Persatuan Hotel dan Restauran Republik Indonesia) Kabupaten Badung.
Bapenda Kota Bekasi berharap dengan ke Bali bisa mendapat ilmu soal optimalisasi pemungutan pajak daerah guna meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Dengan berupaya meningkatkan efektifitas penerimaan pendapatan daerah melalui Teknologi Informasi.
Kunker yang dinilai kurang tepat di saat Kota Bekasi mengalami degradasi pendapatan asli daerah (PAD), terkesan hanya plesiran saja.
Beberapa Pejabat Eselon III (Kepala Bidang) pada Bapenda Kota Bekasi terlihat mendampingi Kepala Bapenda Kota Bekasi Arif Maulana dan juga Dirut Bank Jabar Banten (BJB) cabang Bekasi dan pejabat eselon III yang sebelumnya berasal dari DBMSDA (Dinas Bina Marga Sumber Daya Air) Pemkot Bekasi.
Sekedar diketahui, Kota Bekasi merupakan kota jasa dan perdagangan dengan pendapatan asli daerah cenderung fluktuatif setiap tahunnya.
Jika dipilah pendapatan daerah terbanyak di Kota Bekasi bukan dari sektor wisata tapi dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan (PBB-P2). Setelah itu penerimaan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan serta pajak penerangan jalan (PJJ). Sedangkan terendah adalah pajak air tanah.
Sedangkan pajak hotel, pajak restauran, pajak hiburan bukan PAD unggulan di Kota Bekasi. Pasalnya di Kota Bekasi, tempat wisata alam hanya Curug Parigi, Hutan Kota Patriot Bina Bekasi, Danau Duta Harapan.
Dari sektor perdagangan Kota Bekasi cukup signifikan. Begitupun dari sektor konstruksi serta transportasi dan pergudangan cukup tinggi untuk PDRB (produk domestik regional bruto).(*)