Transformasi Industri Menuju Zero Emision 2050

Redaktur author photo


inijabar.com, Jakarta- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya dalam mengakselerasi pencapaian target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2050 sebagai respon terhadap tantangan global terkait perubahan iklim. Dalam sebuah pernyataan resmi, Kemenperin berencana mencapai target ini 10 tahun lebih cepat dari target nasional yang telah ditetapkan pada tahun 2060, khususnya di sektor industri.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, secara konsisten mengimbau pelaku usaha industri untuk melihat penggunaan teknologi dalam konteks dekarbonisasi sebagai investasi jangka panjang. Kemenperin yakin bahwa dengan sinergi yang baik antara kementerian dan lembaga terkait, upaya dekarbonisasi dapat memulihkan daya saing dan produktivitas sektor industri.

"Sehingga kontribusi sektor industri terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional bisa kembali mencapai 20 persen, dan visi kita untuk menjadi negara industri tangguh, inklusif, dan berkelanjutan bisa tercapai," tambah Menperin.

Kemenperin mengidentifikasi berbagai strategi dekarbonisasi, termasuk penggantian sumber energi dengan yang lebih ramah lingkungan, manajemen energi yang optimal, efisiensi energi melalui penggunaan peralatan canggih, serta penerapan teknologi CCUS (carbon capture, utilization, and storage).

Selain itu investasi jangka panjang dalam teknologi dekarbonisasi sangat penting bagi pelaku usaha industri. Kemenperin yakin bahwa dengan kolaborasi yang kuat antara kementerian dan lembaga terkait, dekarbonisasi dapat meningkatkan kembali daya saing dan produktivitas sektor industri.

Salah satu langkah nyata yang diambil oleh Kemenperin untuk menciptakan ekosistem yang mendukung kendaraan listrik, dengan keyakinan bahwa EV memiliki emisi yang lebih rendah, konsumsi energi yang lebih efisien, dan kompleksitas mekanis yang lebih sedikit.

Saat ini, ekosistem kendaraan bermotor listrik di Indonesia telah diakui dan didukung oleh 48 perusahaan sepeda motor listrik, dengan kapasitas produksi mencapai 1,427 juta unit per tahun. Pemerintah juga berusaha memberikan dukungan lebih lanjut melalui regulasi komprehensif dan upaya perumusan standarisasi baterai kendaraan listrik.

Secara keseluruhan, strategi dekarbonisasi di sektor industri melibatkan pemanfaatan teknologi hemat energi dan rendah emisi, penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT), efisiensi energi, air, dan bahan baku, serta manajemen limbah dan ekonomi sirkular. Kemenperin mendorong sektor industri untuk menjadi lebih proaktif, menjadikan pencapaian target NZE di sektor ini sebagai prioritas untuk dicapai pada tahun 2050.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap pelaku usaha industri yang membuktikan komitmennya dalam mendukung program akselerasi dekarbonisasi NZE, Kemenperin memberikan penghargaan kepada para pelaku industri dalam acara Apresiasi Resilience and Sustainable Industry 2023 yang digelar pada 11 Desember 2023 lalu.

“Melalui acara ini, Kemenperin berharap dapat mendorong semakin banyak pelaku industri untuk aktif berkontribusi dalam mencapai tujuan dekarbonisasi dan keberlanjutan,” ungkap Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Eko S. A. Cahyanto di Jakarta (22/12/2023).

Diharapkan langkah-langkah ini akan menjadi landasan penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan industri di Indonesia.(*)

Share:
Komentar

Berita Terkini