Miris, Keluarga di Padalarang Ini Tinggal di Kandang Domba Tak Tersentuh Bansos Pemerintah

Redaktur author photo
Kondisi rumah Sukirman di Kp Legoknangka Rt02/09 Desa Cempakamekar, Padalarang. Sangat memprihatinkan satu atap dengan domba.

inijabar.com, Bandung Barat- Miris, itu kata yang bisa keluar saat melihat kondisi rumah dari pasangan Sukiman (35) dan Siti Sopiah (32). Warga kampung Legoknangka, RT02 RW09, Desa Cempakamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini.

Rumah yang dihuni mereka satu atap dengan kambing dan beberapa ekor unggas miliknya.

Luas bangunan rumah milik Sukiman hanya 5 meter persegi. Seluruh bangunan terbuat dari bambu serta dipayungi atap dari asbes. Tak ada lantai dari tembok atau keramik, 90 persen ruangan itu beralas tanah.

Di dalam rumah terdapat tiga sekat yang dipakai kandang kambing serta sarang unggas milik Sukiman. Sementara tempat tidur ia, istri dan satu anaknya hanya sebuah ruangan seluas 2 meter persegi dengan alas anyaman bambu.

Lahan tersebut merupakan lahan milik orang tuanya yang kini menjadi rumah domba. Kehidupan itu harus diterimanya lantaran tak memiliki sanak saudara serta uang yang cukup untuk membangun rumah permanen. 

"Inginnya bisa punya tempat tinggal yang layak. Biar anak sama istri gak kedinginan. Bisa tidur nyenyak. Tapi yang ada cuma segini, kita cuma bisa pasrah,"ucapnya seperti dikutip dari ayo bandung.com, Sabtu (3/2/2024).

Empat ekor domba yang dirawat Sukiman merupakan ternak orang lain yang dititipkan. Ia hanya kuli yang diberi upah merawat ternak. Biasanya berupa uang atau domba jika sudah beranak-pinak. 

"Domba-domba ini bukan milik saya. Ini punya orang. Saya hanya merawat. Nanti anaknya dibagi dua dengan pemilik," terangnya.

Demi memenuhi kebutuhan dapur dan menyekolahkan anak, ia bekerja serabutan di luar merawat ternaknya.

"Kerjanya apa aja dikerjain. Kadang tukang bangunan, macul ke kebon, seadanya aja. Penghasilan gak menentu. Rata-rata Rp 50 ribu per hari. Ya dicukup-cukupin buat makan anak istri,"ungkapnya.

Ironisnya, bantuan sosial dari pemerintah baik pusat maupun daerah belum pernah sama sekali Sukirman dapat ataupun ditawari bantuan.

Padahal kondisi hidup Sukirman terhitung berat, terlebih satu keluarga ini tinggal di hunian tak layak.

"Belum pernah sama sekali dapat bantuan. Ya sering mendengar ada yang dapat bantuan tapi ya cuma dengar,"ujar Sukiman.

Dia sendiri tak begitu menaruh harapan menjadi keluarga penerima bantuan, ia hanya bercita-cita anak dan istrinya suatu saat bisa tinggal di hunian yang layak dan nyaman untuk beristirahat.

Sementara itu, Ketua RT 02 Pendi (71) menyampaikan, kondisi keluarga Sukirman ini sudah dilaporkan berulang kali untuk mendapat perhatian dari pemerintah terdekat, namun namanya tak pernah masuk dalam daftar antrean bantuan.

"Mau bansos, PKH, belum pernah dapat. Apalagi program Rutilahu. Saya juga khawatir kalau saat hujan deras terjadi longsor. Karena kan letaknya di tebing," kata Pendi.

Yang bisa ia lakukan hanya mengecek kondisi keluarga Sukiman dalam keadaan sehat. Di luar itu Pendi tidak memiliki kemampuan untuk menyalurkan bantuan sampai kepada Sukirman.

"Keluarga ini kan sudah setahun. Harapan saya pemerintah bisa terbuka bahwa kondisi ini ada di Campakamekar. Semoga ada hunian yang layak untuk keluarga Sukiman,"ucapnya.(*)

Share:
Komentar

Berita Terkini