Pj Gubernur Jabar Tolak Tawaran KPPS Diprioritaskan Nyoblos Duluan, Ini Alasannya

Redaktur author photo
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin saat mencoblos di TPS 15 di Kota Bandung.

inijabar.com, Kota Bandung- Masih ber KTP Jakarta, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat(Jabar) Bey Triadi Machmudin menggunakan hak suaranya dengan mencoblos surat suara untuk pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres).

Bey menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 15 Jalan Cianjur, Kota Bandung, Rabu (14/2/2024).

"Alhamdulillah saya sudah melaksanakan hak sebagai warga negara menggunakan hak pilih, tapi karena saya bukan dapilnya jadi saya hanya memilih capres dan cawapres,"ucapnya.

Bey yang mengenakan kemeja merah hati dan celana hitam, datang sekira pukul 08.00 wib didampingi sekretaris pribadinya mendatangi TPS dan langsung mendaftar dan mendapatkan nomor urut 77.

Setelah menunggu beberapa menit, Bey mendapat prioritas untuk memberikan hak suaranya, meski antrean baru di posisi nomor urut 20-an. Namun Bey terlihat menolaknya dan mempersilahkan petugas TPS melanjutkan sesuai urutan.

"Enggak (saya terima), saya kan nomor urut 77. Nyalip kan enggak enak. Saya juga ingin tahu bagaimana proses menunggu dan sebagainya, ternyata kan juga cepat. Hanya saya nggak ada tisunya (untuk mengeringkan tinta)," ucap dia.

Bey menceritakan bahwa sejatinya dia berharap bisa memberikan hak suaranya di Jalan Garut bersama ibunya. Namun karena kuota surat suara telah penuh, akhirnya dia digeser untuk memilih di TPS 15 Jalan Cianjur.

"Tadi pagi saya pikir bisa di satu TPS dengan orangtua saya, ternyata ibu saya di TPS di jalan Garut dan saya di sini. Tapi tak apa, rumah orang tua saya di sini, jadi saya pikir dekat," ucap Bey.

Dalam kesempatan tersebut, Bey mengimbau masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dan mencoblos secara sah, menjadi pemilih yang cerdas dan tahu siapa yang dipilih, dengan mencari informasi terlebih dahulu, serta yang muda membantu yang sepuh mendapatkan informasi.

"Jangan sampai sudah jauh-jauh datang coblosnya tidak sah, terus sampai setengah jam di bilik suara karena belum tahu siapa yang harus dipilih. Yang muda-muda yang milenial segera tentukan hak pilihnya atau minimal cari-cari informasi dulu memang banyak sekali pilihan dan bantu yang sepuh," ujarnya.(*)

Share:
Komentar

Berita Terkini