Banjir di Cirebon Timur Pupuskan Harapan Petani Jelang Musim Panen

Redaktur author photo

inijabar.com, Kabupaten Cirebon- Banjir yang melanda wilayah Cirebon Timur juga merugikan para petani. Tercatat hingga kerugian Rp6,48 miliar.

Menurut Sekretaris Dinas Pertanian Cirebon Nanang Ruhyana, bahwa sawah yang terendam banjir di Cirebon mencapai sekitar 943,5 hektare, tersebar di sembilan kecamatan. 

Nanang menambahkan, berdasarkan perhitungan, petani mengalami kerugian hingga Rp6,87 juta dari setiap hektare sawah.

"Kerugian para petani di antaranya, benih, pupuk NPK subsidi, pupuk urea subsidi, pestisida, tenaga kerja persemaian, pengolahan tanah, tenaga kerja tanam, tenaga kerja pemupukan, hingga tenaga kerja pengendalian OPT,"ucapnya, Jumat (8/3/2024).

Nanang juga memprediksi produksi padi Kabupaten Cirebon pada tahun ini menurun. Selain dampak El NiƱo, bencana banjir yang merendam persawahan menjadi pemicu penurunan produktivitas.

Kondisi pesawahan yang terendam banjir pun mengalami gagal tanam. Padahal, April 2024 merupakan jadwal untuk masuk ke masa panen.

"Diprediksi masih terhambat pada 2024 ini. Selain terendam banjir, ada beberapa lahan pertanian di Kabupaten Cirebon yang juga kekurangan suplai air,"ungkapnya.

Lebih dari 83.000 warga terdampak banjir Cirebon sejak Selasa (5/3/2023). Jumlah itu berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat pada Jumat (8/3/2024) pagi.

Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan BPBD, puluhan ribu warga yang terdampak berada di lima kecamatan, yaitu Waled, Karangwareng, Pasaleman, Pabedilan, dan Gebang. Seluruhnya berada di daerah perbatasan antara Jawa Barat dan Jateng.(*)

Share:
Komentar

Berita Terkini