Ilustrasi |
inijabar.com, Kota Tasikmalaya- Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasik, Uus Supangat membenarkan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya, setiap harinya terus mengalami peningkatan sejak Januari hingga April 2024.
Dia mengungkapkan, peningkatan tersebut tercatat 442 kasus, menyebabkan 15 orang harus mendapatkan perawatan dan satu meninggal serta yang lainnya telah berangsur sembuh.
Ke 15 orang tersebut saat ini menjalani perawatan di RSUD Dr Soekardjo dan Rumah Sakit Swasta lainnya. Namun, lanjut Uus, peningkatan kasus itu terjadi sejak bulan Januari, Februari Maret dan April.
“Total penderita DBD sejak Januari hingga April ini tercatat 442 kasus di antaranya satu meninggal. Sekarang kami masih terus melakukan pemantauan dan pendampingan pada mereka yang terkena DBD,"ucapnya pada wartawan di Tasikmalaya, Selasa (23/4/2024).
Uus menambahkan, serangan DBD yang terjadi di wilayahnya terjadi, salah satunya akibat pergantian musim panas ke hujan. Selain itu, adanya peningkatan jentik nyamuk yang ditemukan di sejumlah warga.
“Pola hidup bersih dan sehat di dalam rumah kerap diabaikan oleh warga dan lingkungan sekitarnya,”jelas Uus.
Uu menyebutkan, bertambahnya kasus DBD saat ini, juga karena masuknya varian baru BENV 1, 2, 3 dan 4. Meski hal itu masih membutuhkan penelitian dilakukan Kemenkes.
"DBD di Kota Tasik masih terus terjadi, Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai langkah terutama menyiapkan bubuk abate. Abatae itu lalu dibagikan secara gratis ke masyarakat dan telah didistribusikan ke 22 Puskesmas,”katanya.
Uus juga menyatakan, pihak Dinas Kesehatan pun telah menyiapkan peralatan fogging.
Masih meningkatnya kasus DBD di Kota Tasik, kata dia, mendorong pihaknya untuk terus melakukan berbagai upaya. Salah satunya yakni dengan cara mengedukasi masyarakat secara masif akan bahayanya nyamuk aedes aegypty.
“Yang paling sederhana kami meminta agar masyarakat sekarang ini menguras, menutup dan mengubur (3M) serta memberantas sarang nyamuk,”tandasnya.(*)