Jarang Diketahui Publik, Ada Bisnis Dibalik Study Tour

Redaktur author photo


Ilustrasi

PROGRAM studi tour yang digelar sekolah-sekolah kini jadi sorotan setelah kecelakaan maut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Kota Depok, di jalan raya Ciater, Subang, pada Sabtu (11/5/2024) malam yang merenggut 11 korban tewas dan puluhan korban luka dan kepolisian telah menetapkan sopir PO Bus Putera Fajar sebagai tersangka.

Jika dilihat dari cerita beberapa siswa yang ikut study tour tersebut termasuk korban. Ada yang rela menjadi kuli angkut pasir untuk menyelesaikan pembayaran tur. Ada juga yang hasil pinjam uang dengan pihak lain. Bahkan ada juga yang sampai menggadai perhiasan berharganya.

Studi tur yang realitanya hanya jalan-jalan dibungkus denga alasan edukatif seperti merupakan bagian dari pembelajaran kurikulum merdeka, di mana tujuan utamanya memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik, memperkaya pemahaman mereka tentang topik tertentu, dan mengintegrasikan pembelajaran dalam konteks kehidupan nyata, dan sebagai bagian dari pembelajaran luar kelas yang efektif dan menyenangkan serta siswa bisa memiliki kesehatan mental yang bagus. 

Menurut pengamat pendidikan Tengku Imam Kobul, soal study tour biasanya siswa dan orang tua selalu terpaksa  dan wajib ikut, karena tidak diberi pilihan lain

"Studi tour ini sebetulnya kan tidak wajib, tapi di lapangan kita orang tua setengah dipaksa dengan cara sekolah misalnya, Siswa wajib menabung dari awal untuk studi tour dan siswa yang tidak ikut tetap wajib membayar sesuai dengan kesepakatan,"ucapnya.

Bisnis Dalam Kemasan Study Tour

[cut]


1. Ada Cash Back dari Travel

Cashback merupakan bahasa umum dalam bisnis. Terkait study tour yang memakai jasa Travel, biasanya pihak Travel akan memberi discount atau yang dikenal cashback pada pihak sekolah atau panitia dengan target jika pesertanya banyak maka cashback nya akan banyak pula.

Panitia dari sekolah dan agen (travel) studi tour sudah booking dari jauh-jauh hari jadwal, bis, dan lokasi kegiatan sesuai jumlah siswa.

2. Izin Rekomendasi dari KCD atau Dinas Pendidikan.

Biasanya untuk mendapatkan surat izin rekomendasi dari dinas pendidikan atau Kepala Cabang Pendidikan (untuk setingkat SMA/SMK). Pihak sekolah juga disinyalir mengeluarkan sejumlah uang agar surat izin rekomendasi bisa cepat keluar.

3. Pihak Travel Dapat Discount dari Penginapan dan Transportasi termasuk Catering.

Biasanya pihak Travel mendapat keuntungan dari harga hotel dan transportasi termasuk catering dan juga tempat wisata.

Semakin murah Travel menawarkan paket study tour semakin menarik jika cashback untuk pihak panitia atau sekolah.

Siswa 'Dipaksa' Ikut

Siswa terkadang diberi pilihan tujuan lokasi Study Tour. Bahkan ada juga panitia tidak memberi pilihan tujuan lokasi study tour.

[cut]


Biasanya siswa atau orang tua siswa secara tidak sadar diikat oleh kalimat 'boleh cicil' biaya study tour. Bahkan terkadang yang tidak ikut pun disuruh bayar.

"Jadi ini masih memaksa dan terpaksa, ikut tidak ikut wajib bayar,"kata pengamat Pendidikan Imam Kobul Yahya.

Memakai Oknum Pengurus Komite Sekolah 

Sering kali juga pihak sekolah menggunakan oknum pengurus Komite Sekolah (Ketua,Sekretaris, Bendahara) sebagai stempel untuk memuluskan rencana panitia study tour.

Persetujuan Komite Sekolah sebagai representasi orang tua siswa sangatlah penting. Jadi jika ada beberapa orang tua siswa yang merasa keberatan. Pihak sekolah bisa mengklaim sudah dapat persetujua dari Komite Sekolah.

Kemudian, imbas dari transaksional bisnis study tour sesuai harga murah maka didapat lah fasilitas kurang memadai yang didapat peserta study tour.  Baik dari bus transportasi, lokasi tujuan bahkan catering pun bisa berubah tidak seperti kesepakatan awal.

Sehingga mengesampingkan aspek keamanan dan keselamatan. Misalnya dengan menekan biaya sekecil mungkin dengan mencari kendaraan yang murah tanpa memperdulikan kelayakan kendaraan hingga track record sopirnya, kerap terjadi miskonsepsi dimana studi tur kerap diidentikkan hanya kegiatan bepergian ke sebuah tempat dengan menggunakan kendaraan. 

[cut]


Biasanya, dalam kegiatan studi tur tidak hanya diikuti para siswa saja, tetapi oleh para guru yang bertugas mendampingi para siswa. Nah, bagi sebagian kalangan, hal ini memunculkan kecurigaan bahwa kegiatan itu hanya sebagai ajang mencari cuan saja bagi pihak sekolah. Para siswa yang hanya disuruh membayar, sementara para oknum guru gratis dan ikut menikmatinya.

Esensi studi tur saat ini mulai luntur karena sebagian sekolah sudah mulai meghilangkan 'nilai edukasi' dalam  perjalanan kegiatan belajar di luar sekolah ini. 

Memang di satu sisi para siswa membutuhkan refreshing yaitu salah satunya dengan rekreasi. Akan tetapi, ketika kegiatan ini diselenggarakan oleh sekolah, maka pihak sekolah harus memastikan kegiatan tersebut tidak menyalahi aturan dan lebih baik lagi jika kegiatan tersebut memiliki nilai edukasi yang dapat bermanfaat bagi para siswanya.

Sekarang yang perlu diangkat dalam sebuah acara perpisahan atau apapun sebaiknya yang mampu menggali potensi diri dari para siswa. Baik di bidang seni, olahraga, budaya, maupun tekhnologi.

Saranya nya mungkin lebih dipilih kegiatan pentas seni di halaman sekolah dari siswa oleh siswa dan didukung oleh para guru. Akan tercipta kebahagiaan yang edukatif dari kegiatan tersebut dan tidak membebankan orang tua. Pihak sekolah bisa bekerjasama dengan pihak swasta dalam pembiayaan acara pentas seni.(jael)

Share:
Komentar

Berita Terkini