SMPN 4 Leuwiliang Kabupaten Bogor |
inijabar.com, Kabupaten Bogor- Pihak SMPN 4 Leuwiliang Kabupaten Bogor menegaskan akan tetap melaksanakan study tour perpisahan kelas IX ke Jogjakarta. Bahkan menyebut hanya beberapa wali murid saja yang menolak acara itu.
Orang tua murid meminta pembatalan study tour ke Jogja karena trauma dengan adanya kecelakaan maut rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat beberapa waktu yang lalu dengan menelan 11 korban jiwa.
Mereka pun meminta pihak sekolah mengadakan kegiatan perpisahan di sekolah saja.
Guru Panitia Kegiatan Study Tour ke Jogja SMPN 4 Leuwiliang, Ugan dan Suparti menjelaskan, hanya segelintir orang tua murid yang datang ke sekolah untuk membatalkan study tour.
Bahkan ada orang tua siswa nya yang mampu tidak ikut study tour, sambil menghadirkan salah satu siswa yang tidak ikut.
“Yang pertama tidak ada unsur paksa, tidak ada intimidasi atau ancaman. Tidak ada yang tidak ikut tetap harus bayar. Kalau dikatakan itu wajib, mungkin peserta mencapai 100%, nah itu bohong boleh tanya ke siswa,” tegas Ugan.
Menurut dia, banyak pihak yang dirugikan dengan ditiadakannya study tour.
“Banyak pihak yang dirugikan dengan ditiadakannya study tour, yang dirugikan pihak perusahan PO Bus. Kalau ditiadakan dapat makan dari mana, belum juga pihak hotel artinya harus ada saling menguntungkan,”jawab dia enteng.
Sebelumnya ada sejumlah orang tua murid mendatangi pihak sekolah SMPN 4 Leuwiliang, meminta agar kegiatan perpisahan study tour ke Jogja dibatalkan dan diganti dengan kegiatan perpisahan dilingkungan sekolah atau sewa gedung.
“Masa orang tua yang anaknya gak ikut study tour ke Jogja di ancam ijazahnya tidak akan diberikan. Kemarin ibu-ibu pada demo minta study tour dibatalkan, dan minta kelulusan di gedung kalau gak di sekolahan,” ucap salah satu orang tua murid kelas IX, Jumat (17/05/2024).
Menurutnya, para orang tua merasa keberatan dan mengeluh dengan kondisi keuangan yang serba sulit. Namun, pihak guru ngotot study tour tetap dilaksanakan.
“Ibu-ibu keberatan, banyak yang ngeluh susah duit. Yang ada malah gurunya ngotot. Itu mah terserah orang tua bagaimana cara ngebahagiain anak, dengan alasan segala macam,” ungkapnya.
“Itu guru kekeuh ngancam segala macam. Gimana kalau untuk yang melanjutkan sekolah, belum lagi kalau punya adik gitu. Tapi pihak sekolah tetap kekeuh harus jadi, ikut gak ikut harus bayar, untuk yang ikut harus bayar Rp 1,5 juta dan yang gak ikut harus bayar Rp 600 ribu, kalau tidak ikut anak kita yang mendapat rangking akan dihapus rangkingnya,”ucap orang tua siswa lainnya.
Padahal sudah ada Surat Edaran dari PJ Bupati Bogor terkait study tour keluar daerah, menindak lanjuti Surat Edaran (SE) Pj Gubernur Jawa Barat No 64/PK.01/KESRA Tahun 2024 tentang Study Tour Pada Satuan Pendidikan.(*)