Goa Buniayu Sukabumi |
inijabar.com - Sukabumi - Goa Buniayu merupakan goa dengan pintu masuk seperti botol dengan leher sempit namun turun ke ruangan yang lebih besar, menggunakan tali sepanjang 18 meter turun ke dalam goa dengan medan yang menantang, licin dan berlumpur. Titik terendah goa yang akan pengunjung explore berada di kedalaman 54 meter bawah permukaan tanah.
Kawasan Goa Buniayu yang berada di kawasan bebatuan kars atau bebatuan kapur memiliki Luas lahan 10 hektare.
Nama Buniayu sendiri diambil dari bahasa Sunda yang terdiri dari kata 'Buni' yang berarti 'tersembunyi' dan 'Ayu' yang berarti 'indah'. Oleh karena itu Buniayu berarti 'keindahan yang tersembunyi'.
Menelusuri keindahan perut bumi di Goa Buniayu di Kampung Cipicung, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi menjadi salah satu pilihan berwisata di akhir pekan, bisa merasakan pengalaman berbeda karena memacu adrenalin.
Goa Buniayu pertama kali dimasuki seorang penduduk lokal bernama Abah Daeng pada tahun 1980 silam, kemudian mulai dilakukan penelitian pada tahun 1990 hingga akhirnya dibuka untuk umum pada tahun 1994.
Pencarian awal Goa Buniayu dipimpin oleh speleologist Indonesia Dr. R.K.T. Kho dan tim peneliti Perancis yang dipimpin oleh George Robert pada tahun 1982.
[cut]
Awalnya Goa Buniayu bernama Goa Siluman dan Goa Cipicung. Kemudian diubah menjadi Goa Buniayu setelah dilakukan penyelidikan oleh Dr. R.K.T Kho, seorang penjelajah Indonesia dan peneliti Perancis.
Ada dua pilihan jalur wisata di Goa Buniayu, untuk umum dan minat khusus yaitu menyusuri perut bumi hingga kedalaman 54 meter.
Selama melakukan perjalanan, pemandu profesional akan mendampingi dan pengunjung harus menggunakan pakaian dan peralatan khusus untuk melindungi selama berada di dalam goa.
Selain pakaian dan peralatan, pengunjung mesti mempersiapkan fisik dan tentunya setiap langkah harus dilakukan dengan kehati-hatian.
Pengunjung akan masuk menuruni goa dan ketika tiba di dalam goa, keindahan stalaktit dan stalagmit akan ditemui sepanjang perjalanan sejauh 1,8 kilometer dengan waktu tempuh tiga hingga empat jam.
Goa ini oleh penjelajah Goa di sebut dengan nama Goa Cipicung karena terletak di kawasan Desa Cipicung, Kerta Angsana, Kecamatan Nyalindung, Cimerang, Purabaya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
[cut]
Sejak Perum Perhutani mengambil alih pengelolaan kawasan tersebut pada 26 Februari 1992, nama goa tersebut diubah menjadi Goa Wana Wisata Buniayu.
Di antara stalaktit dan stalakmit dalam goa. Kita akan melewati 3 jalur, jalur kering, basah, dan berlumpur. Air di dalam goa berasal dari aliran sungai dan air terjun bawah tanah, kedalaman air yang akan kita lalui hingga sepinggang orang dewasa.
Di dalam goa terdapat kelelawar, serangga, dan udang purba. Serangga di sini memiliki keunikan yakni tidak dapat melihat dikarenakan tidak pernah terkena sinar matahari. Pada titik tertentu di perjalanan ini, kita akan tiba di bagian goa yang memiliki Gelap Abadi karena sinar matahari tidak menembus bagian ini.
Setelah dari goa menuju ke Curug Bibijilan, setelah berjalan sekitar 10 menit tiba di air terjun untuk membersihkan lumpur dan berenang.
Gua Buniayu terletak di Wana Wisata gua Buniayu yang merupakan daerah kelolaan RPH Ciguha, BKPH Cikawung – Gede Barat, Perum Perhutani Sukabumi. Untuk menuju lokasi wisata gua Buniayu dapat ditempuh dengan waktu perjalanan selama ± 45 menit dengan jarak ± 28 km dari Kota Sukabumi.
Trip caving gua Buniayu ini merupakan gabungan dari penelusuran gua horizontal dan vertical-horizontal yang ditutup dengan rappeling di curug Bibijilan. Sepanjang perjalanan, ornamen-ornamen gua yang indah berupa stalaktit yang berbentuk tombak, stalakmit yang menggantung di atas stalaktit, flow stone yang seperti air terjun beku, column berbentuk seperti pilar yang awalnya adalah stalaktit dan stalakmit yang sudah menyatu, drapery berbentuk seperti ikan hiu, gourdam berbentuk kubah dengan permukaan menyerupai petakan sawah, dan canopy yang berbentuk seperti payung.
[cut]
Biota-biota di dalam gua juga akan kita jumpai seperti kelelawar, ular, laba-laba, jangkrik, udang, dan masih banyak lagi.
Satu hal yang menarik saat menjelajahi gua adalah sensasi kegelapan abadi. Di sini, Anda akan diminta untuk mematikan seluruh alat pencahayaan. Seketika, gelap gulita akan menyelimuti Anda. Hal ini pun sering dijadikan momen bagi para traveler, untuk merenung dan berintospeksi diri.
Goa Buniayu berada di ketinggian 800an mdpl, terdapat air terjun yang dinamakan curug Bibijilan, curug ini sering digunakan untuk mandi dan membersihkan diri oleh orang-orang sehabis melakukan caving gua-gua di Buniayu. Air curug Bibijilan ini berasal dari sungai didalam gua Buniayu, karena debit airnya cukup stabil, masyarakat desa Buniayu menggunakannya sebagai sumber air bersih.
Akan merasakan bagaimana berada didalam perut bumi yang penuh dengan hiasan bebatuan yang terbentuk secara alami selama ratusan bahkan mungkin ribuan tahun, caving gua Buniayu merupakan jawabannya. Sensasi, tantangan, dan keindahan ornamennya, akan menjadi cerita seru dan pengalaman yang tidak terlupakan. (Jael)