Masih Sepi 2 Bulan Pasca Relokasi, PKL di Puspa Siliwangi Ngadu ke DPRD Kuningan

Redaktur author photo

 

Puluhan Pedagang Kaki Lima adukan keluhannya ke DPRD Kuningan

inijabar.com, Kuningan- Pasca relokasi PKL (pedagang kaki lima) dari jalan protokol ke Puspa Siliwangi dan Langlangbuana selama 2 bulan terakhir, ternyata dampak baiknya belum dirasakan para pedagang. 

Kondisi inilah yang membuat ratusan pedagang kaki lima itu mengadu ke DPRD Kabupaten Kuningan, Selasa (11/6/2024) kemarin.

Audiensi kali ini, para pedagang mengeluhkan bagaimana kondisi PKL di Puspa Siliwangi terutama yang dagang pagi, sepi pembeli. 

Tidak hanya itu, kondisi pedagang di Puspa Langlangbuana juga dikeluhkan. Lebih jauh, Puspa Langlangbuana dianggap lebih sepi karena tidak ada program pelayanan publik seperti di Puspa Siliwangi.

Salah satu pedagang Siliwangi, saat dipinta testimoni, mengaku sudah berhutang kemana-mana, tapi bingung mau seperti apa membayarnya.

"Masa saya harus maling?,” ucap salah satu pedagang yang duduk di lantai 2 ruang Rapat Paripurna, menahan sesak. 

Keluhan lainnya juga disampaikan. Saking susahnya bertahan hidup, pedagang mengaku sempat khawatir kufur karena fakir.

Ia juga mempertanyakan, apakah keindahan itu lebih penting daripada hidup itu sendiri. Apakah benar keindahan-keindahan itu lebih penting daripada beras. Pedagang meminta Pemda untuk memulangkan sementara PKL ke tempat semula, sampai Puspa betul-betul bisa ramai pengunjung.

Audiensi sendiri, diterima langsung oleh Ketua DPRD Kabupaten Kuningan Nuzul Rachdy, Wakil Ketua DPRD Hj. Kokom Komariah, Ketua dan anggota komisi 1 Deki Zaenal Mutaqin dan Purnama.

Dalam audiensi itu, dihadirkan pula Asda Pemerintahan dan Ekonomi H Deden Kurniawan, Kadiskopdagperin Trisman, Kepala Satpol PP Kuningan dan Dishub Kuningan.

Ketua DPRD Nuzul Rachdy, dalam audiensi itu mengatakan, pihaknya ingin mendengar langsung keluhan-keluhan pedagang. Karena itulah, ia meminta pengakuan langsung dari para pedagang. Zul mengaku ingin mendengar langsung apa yang dialami pedagang, bukan dari koordinator aksi semata.

“Memotret kondisi sebenar-benarnya, tidak dibuat-buat, tidak ada yang menyulut,” kata Zul, setelah para pedagang memberikan testimoni.(Rojik)

Share:
Komentar

Berita Terkini