Ditanya Soal Kemungkinan Merapat ke Herdiat-Yana, Ketua PDIP Ciamis Bilang Begini

Redaktur author photo

 

Ketua DPC PDIP Ciamis H.Nanang Permana

inijabar.com, Ciamis- Baru satu pasangan Bakal Calon Bupati/Wakil Bupati Ciamis 2024 yakni Herdiat Sunarya dan Yana D Putra yang diusung oleh Partai Golkar, Gerindra, PAN, PPP, PBB bukan berarti bentuk gagalnya demokrasi di Kabupaten. Ciamis.

Hal itu dikatakan Ketua DPRD Kabupaten Ciamis yang sekaligus sebagai Ketua DPC PDIP Ciamis H. Nanang Permana saat disambangi di kantornya pada Selasa (16/7/2024).

"Saya tidak mau menyebut dan tidak tepat kalau hanya ada satu pasangan disebut gagal demokrasi. Oh engga. Demokrasi itu adalah kehendak rakyat. Kalau rakyat berkehendak seperti itu (hanya satu pasangan) kenapa?. Itu dari sisi rakyat,"ujarnya.

"Kalau dari sisi Allah takdir nya begitu kenapa?. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Walaupun kita mengarungi samudera kemungkinan tapi itu pasti samudera kepastian dari Allah,"tandas Nanang.

Saat dirinya ditanya apa tetap akan maju di Pilkada Ciamis 2024 dan melawan pasangan Herdiat-Yana serta apakah siap untuk mundur sebagai anggota dewan. Dirinya menjawab dengan gaya diplomatis.

"Bila saya menjalankan perintah partai (PDIP). Bila ada pasangan dan bila ada partai koalisi ya. Resiko itu suatu keharusan dan perintah undang-undang maka harus mundur. Apakah mundur, ya mundur,"jawabnya.

"Dan bagi saya tidak ada masalah. Karena salah saya kenapa jadi kader partai. Sebagai kader partai saya harus tunduk pada partai. Sebagai bangsa Indonesia harus tunduk pada undang-undang,"sambung Nanang.

Soal pertemuan dirinya bersama Herdiat dan Yana. Apakah itu sinyal akan berkoalisi dengan 10 partai mendukung Herdiat-Yana. Lagi-lagi Nanang menjelaskan dengan gaya hiperbola nya.

"Hidup itu berjalan di samudera kemungkinan. Maka segala kemungkinan menurut manusia itu pasti ada. Tapi bagi Allah hanya ada kepastian. Mungkinkah ini hanya ada calon tunggal yang didukung sepuluh partai akan berkoalisi jawabanya mungkin. Asal Allah menghendaki,"tuturnya.

"Apakah kemarin kita bersilaturahmi merupakan tanda-tanda berkoalisi?, bisa ya. Tapi sebenarnya saya ingin berpesan pada rakyat bahwa benturan politik, perbedaan politik tidak harus jadi benturan politik,"ujar Nanang.

Dia mencontohkan Bung Karno dengan  Mohamad Natsir dan tokoh partai politik lainnya yang juga bersebrangan ide dan gagasan.

"Tapi mereka ngopi bersama tak pernah bermusuhan. Itulah negarawan sejati. Jangan karena berbeda pilihan jadi putus silaturahim individu. Haram hukumnya,"ungkap Nanang.(edo

Share:
Komentar

Berita Terkini