Quo Vadis Demo Darurat Indonesia?

Redaktur author photo
Ilustrasi

MENYIKAPI aksi Kamis (22/8/2024) yang terjadi di berbagai daerah, dari ribuan mahasiswa dan elemen masyarakat terkait pengesahan perubahan UU Pilkada tentang syarat usia kandidat dan ambang batas pencalonan pilkada dari jalur partai oleh DPR RI yang terjadi beberapa hari yang lalu. Tidak ketinggalan mereka yang melakukan aksi tersebut  di halaman Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung.

Akhirnya berhasil menggagalkan DPR RI untuk melakukan pengesahan revisi UU Pilkada. Bahkan aksi kali ini dianggap sebagai kemenangan rakyat melawan penjegalan konstitusi.

Aksi tersebut seolah-olah meningatkan kita tentang aksi mahasiswa tahun 1998 yang akhirnya menyebabkan tumbangnya orde baru digantikan dengan reformasi. Banyak rakyat berharap dengan perubahan itu bisa menjadikan kondisi rakyat lebih baik tapi faktanya ibarat jauh panggang dari api. Malah masa reformasi ujung-ujungnya berakhir dengan dinasti politik melalui penjegalan konstitusi. 

Pengamat politik dan generasi Endiyah Puji Tristanti, S.Si. mengungkapkan bahwa, adanya dinasti politik dalam demokrasi merupakan hal lumrah, walaupun dengan argumen membuka peluang yang sama kepada pemuda untuk berperan dalam elite politik dan upaya taktis parpol untuk menjaring suara pemuda. 

Menurutnya, parpol tidak menempatkan pemuda sebagai subjek politik pengambil keputusan yang bersifat strategis. Tetapi pemuda hanyalah boneka politik yang 'dibonsai' untuk kepentingan parpol dan oligarki,"ujarnya pada media. Jumat (27/10/2024).

[cut]


Oleh sebab itu, aksi mahasiswa soal putusan MK sebagai ekspresi kekecewaan generasi muda terhadap lingkaran elit kekuasaan perlu dinaikkan level pergerakan pemikirannya, dari level insting atau naluriah ke level berpikir ideologis, yakni ideologi Islam. 

Supaya tidak lagi menjadi objek politik partai dan oligarki, serta perubahan yang digiring akan menuju perubahan mendasar terhadap perubahan sistem yang menyejahterakan rakyat secara hakiki. Itulah perjuangan yang bernilai ibadah di hadapan Allah Swt.

Jadi, pendidikan politik pemuda dalam sistem politik Islam sangat penting untuk terus disosialisasikan kepada pemuda dan generasi. Tujuannya agar mereka memahami bahwa peran strategis pemuda dalam politik Islam, bukan hanya sebagai penguasa apalagi petugas partai. 

Tetapi peran strategis pemuda dalam politik Islam semata-mata berkhidmat untuk umat dalam mewujudkan maslahat yang penuh rahmat dan ridho Allah Swt.

Ditulis Oleh : Ummu Fahhala, S.Pd.-Praktisi Pendidikan dan Pegiat Literasi.

Share:
Komentar

Berita Terkini