Mengaku Dibohongi Tri, Nofel; Allah Masih Sayang Saya

Redaktur author photo

 

Kader muda Partai Golkar Nofel Saleh Hilabi

inijabar.com, Kota Bekasi- Kader muda Partai Golkar Nofel Saleh Hilabi secara blak-blakan mengungkapkan pengalamannya menjadi Bakal Calon Walikota Bekasi dari mulai tahap loby politik dengan ikut mendaftar sebagai bakal calon walikota/wakil walikota di sejumlah partai politik sampai tahap mendapatkan rekomendasi. Nofel menceritakan hal tersebut di sebuah podcast milik akun Tom MC Ifle.

Pengusaha muda ini menyatakan, saat ditawarkan untuk berkoalisi dengan PKS namun karena partai tersebut punya target waktu untuk segera deklarasi. Nofel pun tidak bisa memenuhi target waktu dari PKS tersebut. Pasalnya, kata dia, Partai Golkar belum ada keputusan resmi siapa yang ditetapkan untuk menjadi calon walikota/wakil walikota Bekasi 2024.

"Nah akhirnya dari PKS pamit ke saya untuk mencoba mencari pasangan lain. Saya juga ga bisa menahan mereka. Karena hal itu kan biasa dalam politik,"ujarnya. 

Pria yang akrab disapa Bang Nofel ini menuturkan, setelah dengan PKS upaya politiknya dianggap selesai. Akhirnya Bang Nofel meneruskan komunikasi nya dengan Ketua DPC PDIP Kota Bekasi yang juga mencalonkan diri menjadi calon walikota Bekasi Tri Adhianto.

"Sampai saya bawa itu pak Tri ke DPP Partai Golkar dan meyakinkan bahwa kita akan berpasangan di Pilkada Kota Bekasi. Sampai akhirnya keluar lah rekomendasi Partai Golkar Tri-Nofel,"tutur Nofel.

[cut]


Tapi beberapa hari kemudian, kata Nofel, dirinya mengetahui adanya surat rekomendasi dari PDIP. Tapi isinya bukan Tri dan Nofel tapi Tri dan Haris Bobihoe (Gerindra).

Sayangnya, kata Nofel, tidak ada komunikasi sebelumnya dari Tri atau pamit menjelaskan tidak jadi berpasangan dengannya.

"Saya pun menanyakan ke beliau (Tri) kenapa bukan nama saya yang muncul. Dijawab (oleh Tri) itu (rekomendasi) disuruh ama partai  (DPP PDIP) bukan kemauan dari dia (Tri),"ucapnya.

"Saya pun kros cek ke pimpinan partai nya di pusat. Dijelaskan bahwa itu  (Haris Bobihoe) kemauan dari Tri sendiri. Nah itu kan bohong,"ungkap Nofel.

Dia menyebut membangun sebuah kota harus saling menjaga komitmen bukan dengan berbohong.

"Memimpin sebuah kota kan harus bisa berkomitmen dengan pasangannya. Kalau sudah berbohong begitu bagaimana kamu berkomitmen dengan masyarakat,"beber Nofel.

"Di situ saya melihat, Oh ternyata Allah masih sayang sama saya. Jadi Allah langsung mengcut saya dengan orang tersebut (Tri)  supaya saya jangan berlanjut bersama dengan orang itu. Karena apa, dia berbohong sama saya,"tandasnya.

[cut]


Nofel juga menceritakan sempat ditawari oleh Partai Golkar untuk menjadi pendamping Uu Saeful Mikdar yang bukan kader sudah berusia lanjut dan survey nya jauh dibawah Nofel.

"Saya bilang susah kalau untuk berpasangan dengan orang tersebut. Kalau mau kita pakai artis yang sudah memiliki kontribusi pada kota Bekasi tapi punya knowlegde. Kenapa ga Nofel-Baim Wong saja. Kan bagus, Baim Wong suka membantu orang dan sudah dikenal juga. Baim sudah setuju. Tapi saya dipaksa Partai Golkar untuk tetap berpasangan dengan orang itu (Uu Saeful Mikdar),"tuturnya.

Nofel keberatan dengan permintaan partai nya tersebut dan memilih untuk mundur dari pencalonannya di Pilkada Kota Bekasi.

"Begitu saya menyatakan mengundurkan diri lantas saya menyatakan dukungan saya kepada calon dari PKS yaitu pak Heri Koswara,"ujar Nofel.

Dia beralasan, partai nya tidak mensupport dirinya malah mendukung orang lain dan bukan kader Golkar.

"Dia (Uu) PNS, bukan kader Golkar tiba-tiba dijadiin, kan ngaco. Ini ditentukan oleh ketua DPD tingkat 1 Jawa Barat (Ace Hasan Sadjili). Katanya pertimbangan-pertimbangan apa coba orang survey nya ga ada,"sindir Nofel.

Sekedar diketahui, Nofel Saleh Hilabi sendiri secara pribadi sudah membentuk Tim Nofel Untuk Pemenangan Heri Koswara-Sholihin.(*)


Share:
Komentar

Berita Terkini