Stunting Masih Genting, Islam Memberi Solusi Penting

Redaktur author photo
Ilustrasi

SUNGGUH mengkhawatirkan, problem stunting terjadi di berbagai wilayah bahkan dunia, bukan hanya sebatas problem nasional maupun lokal tapi global. Sehingga perlu upaya serius untuk mengatasinya.

Diantara berbagai upaya tersebut yakni dengan menurunkan angka prevalensi stunting dari 22,9 persen menjadi 14 persen pada 2025, yang telah ditargetkan oleh pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. (antaranews.com, 20/9/2024).

Anak stunting bisa diakibatkan karena anak tidak terpenuhi kebutuhan gizinya. Hal itu banyak dialami oleh masyarakat miskin. Mereka tidak sanggup mendapatkan penghasilan dan tidak mampu memberikan gizi yang memadai untuk pertumbuhan anak-anaknya. Sistem ini juga telah menciptakan kesenjangan ekonomi yang sangat lebar.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi stunting, faktanya belum cukup efektif menyelesaikannya. Sebab, stunting merupakan masalah sistemik akibat penerapan ekonomi kapitalisme sekuler. 

Solusi Islam

Islam dengan syariatnya, telah menjadikan negara bertanggungjawab dalam penjaminan pemenuhan kebutuhan pokok hidup setiap orang, individu per individu, tidak hanya sebatas prosentase hitungan ekonomi makro. 

[cut]


Islam tidak memandang problem stunting sekadar angka prevalensi, tetapi sebagai sebuah problem yang harus diselesaikan secara tuntas tanpa menyisakan satu orang pun, yang tidak mendapatkan hak mereka, dalam mendapatkan asupan gizi sesuai kebutuhannya, khususnya anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang.

 Mekanisme yang ada di dalam Islam, sebagai  bentuk realisasi perintah Allah Swt dalam  pemenuhan kebutuhan dasar tiap individu, yakni awalnya melalui mekanisme tidak langsung, menjadikan tanggung jawab pemenuhan kebutuhan itu dibebankan kepada para keluarganya, kerabatnya atau tetangganya yang mampu,. 

Selain itu, mekanisme langsung akan dilakukan oleh negara, dengan memberikan bantuan langsung pada setiap rakyat yang lemah fisik atau akalnya atau tidak memiliki keluarga, kerabat dan tetangga yang mampu dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.

Bahkan sebelum malam hari tiba, Rasulullah Saw bersabda di dalam sebuah hadis riwayat Al-Bukhari, “Tidak dikategorikan sebagai seorang mukmin, kalau ada orang yang lambungnya kenyang sementara masih ada tetangganya yang dalam keadaan lapar ada di sisinya”.

Penerapan ekonomi Islam akan membuka lapangan pekerjaan yang luas bagi para suami. Sehingga akan menjadikannya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga keluarganya. Negara pun menjalankan fungsi ri’ayah (pengaturan) urusan rakyatnya secara maksimal.

[cut]


Semua mekanisme itu bisa terwujud dalam negara yang menerapkan Islam secara kafah (menyeluruh) dalam segala aspek kehidupan. Sehingga problem stunting bisa diselesaikan sampai ke akarnya.

Ditulis Oleh: Ummu Fahhala-Praktisi Pendidikan dan Pegiat Literasi.

Share:
Komentar

Berita Terkini