Bank bjb |
inijabar.com, Kota Bandung- Hingga kuartal III tahun ini PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) mencatat laba bersih sebesar Rp 1,16 triliun
Angka tersebut turun sebesar 18,9% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 1,43 triliun.
Efisiensi dalam operasional serta optimalisasi fee-based income menghasilkan laba sebelum pajak konsolidasi sebesar Rp 1,47 triliun.
Dana Pihak Ketiga juga tumbuh 17,1% yoy, (year of year) mencapai Rp 153,2 triliun, sementara kredit termasuk pembiayaan meningkat 10,4% yoy menjadi Rp 138 triliun.
Dari sisi kredit bank only, bank bjb mencatat pertumbuhan kredit sebesar 4,3% yoy menjadi Rp 121,5 triliun, dengan kontribusi utama dari segmen kredit konsumer yang tumbuh 6,8% yoy mencapai Rp 73,1 triliun.
Segmen kredit konsumer masih menjadi penopang utama kinerja bank bjb, dengan market share mencapai 29% di kalangan P3K di Jawa Barat dan Banten. Pada akhir September, jumlah debitur P3K meningkat signifikan dengan lebih dari 54 ribu pegawai yang menjadi nasabah bank bjb, menunjukkan potensi pasar yang masih besar di segmen ini.
Sementara dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), bank bjb berhasil meningkatkan rasio CASA (Current Account Saving Account) sebesar 2,2% menjadi 44,9%, dan cost of fund di level 4,7%. Hal ini membantu bank bjb memanfaatkan momentum penurunan suku bunga acuan guna mengurangi biaya dana.
Net Interest Margin (NIM) bank bjb tercatat sebesar 3,8%, dengan Non-Performing Loan (NPL) pada level 1,53% yang didukung Coverage Ratio di atas 100%. Rasio permodalan (CAR) bank bjb juga terjaga di level 19,4%, dengan rencana penerbitan Surat Berharga Perpetual untuk penguatan modal Tier 1.
Secara konsolidasi, bank bjb menunjukkan kinerja keuangan yang solid. Total aset meningkat sebesar 17,1% year on year (yoy), mencapai Rp 210 triliun.
"Ke depan, Perseroan akan terus berupaya untuk memperkuat posisi untuk menjadi Bank pilihan utama masyarakat dengan fokus pada inovasi, digitalisasi, serta peningkatan kualitas layanan, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian, sebagai modal penting bagi Perseroan dalam menghadapi tantangan kedepan, serta memperkuat posisi Perseroan sebagai institusi keuangan yang terpercaya dan berorientasi pada masa depan," kata Direktur Utama BJB Yuddy Renaldi dalam keterangannya, Rabu (30/10).
Menurutnya, pengembangan Kelompok Usaha Bank (KUB), bank bjb mencatat progress positif terkait KUB dengan Bank Jambi dan Bank Maluku Malut. Sinergi grup ini diharapkan dapat memberikan efisiensi operasional, utamanya dalam penggunaan teknologi bersama yang membutuhkan investasi besar, yang pada akhirnya akan mendukung profitabilitas secara grup.
Selain itu, inisiatif KUB ini juga merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperkuat posisi BPD secara grup perbankan dalam industri perbankan nasional. "Kolaborasi adalah hal paling penting yang harus dilakukan BPD dalam melakukan inovasi dan transformasi, agar bisa tetap relevan di industri perbankan," katanya.(*)