Anggota Komisi 5 DPRD Jabar saat berkunjung ke BLK Kompetensi Jabar di Kota Bekasi. |
inijabar.com, Kota Bekasi- Anggota DPRD Jawa Barat dari Komisi 5 mengunjungi BLK (Balai Latihan Kerja Kompensasi) Kompetensi Jawa Barat di Jalan Agus Salim Kota Bekasi pada Jumat (01/11/2024) pagi.
Wakil rakyat Jawa Barat itu ingin melihat fungsi dan tupoksi BLK Jawa Barat tersebut.
Rombongan Komisi 5 DPRD Jabar dipimpin Irpan Hieronimus dari Fraksi Gerindra dan Iwan Koswara Sekretaris Komisi dari Fraksi Golkar didampingi Plh KadisnakerTrans Jabar Arief Najemudin, Acep Bambang Sudrajat Kepala BLK Kompetensi Jabar, dan Ketua FKLPID (Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan Kerja Dengan Industri Daerah) Jabar Benny Tunggul.
Ketua FKLPID Jawa Barat Benny Tunggul yang ikut menerima rombongan anggota dewan tersebut mengatakan BLK Jabar ini menjadi kantong-kantong industri ada 46 kawasan industri di Jabar.
"Saya sampaikan juga tadi faktanya di Jawa Barat banyak pengaguran, mereka juga melihat apan yang kira-kira bisa di lakukan untuk peningkatan sarana prasarana pelaksanaan pelatihan dan peningkatan dalam kualitas pelatihan dan penempatan tenaga kerja dari BLK itu sendiri. Saya mengusulkan supaya di lakukan semua industri dapat merekrut karyawan dan pegawai setalah mendapatkan pelatihan kompetensi di BLK," ucapnya. Jumat (01/11/2024).
Benny menekankan, kenapa harus uji kompetensi, agar mengurangi rendahnya sumber daya manusia ( SDM ) yang ada di Jawabarat.
"Karena masih banyak yang tidak mempunyai kemapuan atau ketrampilan sehingga mereka tidak siap berkompetisi,"kata Benny.
DPRD Jawa Barat kedepan bersama Gubernur menerbitkan Perda Ketenagakerjaan Industri berbasis kompetensi dari BLK.
Industri saatnya menerima calon karyawan yang sudah terlatih dan terampil.
"Kebutuhan Industri masalah Ketenaga kerjaan tidak lagi ada perusahaan pengarah kerja berperan sebagai calon pencakar,"tuturnya.
Selanjutnya, kata Benny, FKLPID Jabar juga menekankan setiap anggota DPRD memfasilitasi masyarakat Jawa Barat dalam Program Tailor Made Training Industri di tiap Kabupaten/Kota.
"Pelatihan ini menjawab tantangan lemahnya sumber daya Pencaker di Jawa Barat. Sehingga tidak ada lagi tuntutan prioritas putra daerah di kawasan Industri diutamakan. Kompetisi Pencaker terjawab dengan pelatihan Industri berbasis penempatan. (Firman)