Ilustrasi |
inijabar.com, Sukabumi - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati memperingatkan masyarakat terutama yang pesisir selatan Jawa.
Adanya gelombang laut setinggi 2,5 hingga 4 meter di Samudra Hindia, yang membentang dari selatan Banten hingga Jawa Timur.
Dwi menyatakan, kondisi ini diprediksi berlangsung selama beberapa hari ke depan dan berpotensi mengganggu aktivitas pelayaran.
Pola angin yang cukup ekstrem, lanjut dia, dengan kecepatan mencapai 25 knot dari arah barat daya ke barat, menjadi pemicu utama tingginya gelombang.
Selain itu, kata Dwi, BMKG juga mencatat adanya potensi tekanan udara rendah di Samudra Hindia, yang turut memperkuat gelombang di wilayah ini.
Gelombang tinggi ini berdampak langsung pada nelayan yang bergantung pada laut sebagai sumber penghidupan mereka. Banyak dari mereka yang memilih menunda aktivitas melaut karena risiko tinggi di perairan terbuka.
Selain itu, transportasi laut, terutama kapal penumpang dan feri, juga mengalami penundaan di beberapa wilayah, termasuk pelabuhan di Jawa Timur.
Momen libur Tahun Baru biasanya dimanfaatkan wisatawan untuk menikmati pantai. Namun, BMKG mengimbau wisatawan di kawasan pesisir selatan, seperti Pantai Pangandaran, Pantai Ujung Genteng, dan Pantai Teluk Penyu, untuk tidak berenang atau beraktivitas terlalu dekat dengan garis pantai.
“Gelombang tinggi dapat terjadi tiba-tiba dan berbahaya bagi wisatawan. Kami mengimbau untuk selalu mengikuti arahan petugas di lapangan,” ujar Dwi.
Sebagai langkah mitigasi, BMKG merekomendasikan pemerintah daerah untuk:
1. Meningkatkan patroli pantai demi keselamatan wisatawan.
2. Menyediakan informasi cuaca terkini di titik-titik wisata dan pelabuhan.
3. Memastikan kesiapan tim SAR dalam menghadapi potensi kejadian darurat.
Kondisi gelombang tinggi ini menjadi pengingat akan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap potensi bahaya laut. Dengan memahami pola cuaca dan selalu mengikuti informasi dari BMKG, masyarakat dapat mengurangi risiko yang mungkin terjadi.(*)