Massa aksi unjuk rasa pro tambang pasir di depan Pemkab Subang. |
inijabar.com, Subang- Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi menanggapi aksi unjukrasa dari kelompok pendukung tambang pasir di depan kantor Pemkab dan DPRD Subang pada Jumat (24/1/2025)
Aksi yang sempat diguyur hujan tersebut sempat saling dorong-mendorong pintu pagar Pemkab Subang dengan petugas keamanan.
Dedi Mulyadi pun dituding sebagai biang kerok ditutupnya beberapa tambang pasir di Subang.
Pria yang akrab disapa KDM itu pun mengatakan, daripada marah-marah karena ditutupnya tambang pasir, lebih baik perbaiki sejumlah jalan yang rusak akibat penambangan pasir ilegal tersebut.
"Buat yang marah-marah karena galian tambangnya ditutup. Saya sampaikan daripada marah-marah lebih baik perbaikan tuh kubangan-kubangan rusak yang kedalamanya ada yang sampai 30 m juga lingkungan yang rusak luasnya berhektar-hektar yang itu mengancam kehidupan masa depan,"ungkap KDM seperti dikutip dari unggahan video nya di kanal KDM Chanel.
"Mohon deh diperbaikin dan direklamasi, lingkungan yang rusak , kasihan warga ada yang terjatuh bahkan ada yang meninggal akibat tertabrak truk pengangkut galian tambang pasir, keluarganya menderita akibat kehilangan keluarga yang jadi tulang punggung rumah tangganya,"sambung KDM.
Dedi Mulyadi juga menyindir ucapan masa aksi unjuk rasa yang mengaku 18 hari tidak makan karena ditutupnya tambang pasir membuat kehilangan pekerjaan.
"Buat yang teriak-teriak belum makan 18 hari. Ini keren banget nih. Anda ini cocok jadi instruktur ketahanan raga, hebat kalau ada orang Jawa Barat 18 hari tidak makan tapi wajahnya masih sangar, teriaknya sangat lantang. Kita butuh nih Indonesia ini, Jawa Barat ini orang kuat,"sindir Dedi Mulyadi.(*)