Ilustrasi |
inijabar.com, Kabupaten Bandung- Merasa terganggu dengan ulah oknum wartawan yang berujung dugaan pemerasan. Kepala Desa Pulosari Kecamatan Pangalengan, Agus Rusman mengaku resah.
Agus mengatakan, awalnya oknum wartawan terebut menanyakan soal program ketahanan pangan pada tahun 2023 dan 2024 di wilayahnya.
“Beberapa hari kebelakang, ada oknum wartawan yang menjapri saya soal program ketahanan pangan 2023 dan 2024. Di mana disitu indikasinya bahwa tidak tersalurkan dengan baik dan tumpang tindih,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (31/1/2025).
Agus pun langsung menyampaikan klarifikasi. Bahwa program ketahanan pangan ada pemanfaatannya melalui pemberdayaan masyarakat dan pembangunan infrastruktur jalan usaha tani untuk penunjang pertanian.
“Itu (program) tersalurkan dengan baik. oknum wartawan tersebut sempat japri saya, dan mengirim (naskah) Press Realles yang akan dimuat dalam pemberitaan, ujung ujungnya ada permintaan nominal yang tidak bisa disebutkan di sini,' kata Agus.
”Itu sebagai bahan dasar saya untuk pembuktian nanti, bahwa oknum tersebut meminta nominal dan akan diberitakan bagus kalau saya sudah memberikan yang diminta oleh oknum wartawan tersebut,” sambungnya.
Nampaknya itu sebuah ancaman, dan dirinya mengaku akan konsultasi dengan kuasa hukum.
"Apakah ini akan dilaporkan atau bagaimana, nanti akan kami kaji dulu dan konsultasi dengan kuasa hukum mungkin nanti akan kita lapor balik,"ujarnya.
”Kami akan lapor balik sebagai pihak yang kena fitnah. Kita juga akan mengecek keberadaan legalitas media tersebut, legalitas oknum wartawan atau media tersebut. Kita akan cek legalitasnya, dan nanti pasal-pasal apa yang bisa diajukan nanti,” ancam Agus.
“Karena sudah menyampaikan angka, permintaan angka,” ucapnya seraya menyebut ancaman tersebut diduga tindak pemerasan karena sudah menyebut angka nominal yang diminta.
Agus juga menjelaskan, pihaknya secara baik baik sudah mengundang oknum wartawan tersebut untuk datang ke desa pada saat hari kerja.
“Untuk diajak langsung uji petik ke lapangan. Tapi mereka tidak datang, dengan alasan sekarang zaman canggih bisa melalui telepon atau WhatsApp (WA),” katanya.
Ia menjelaskan, oknum wartawan itu semula ada satu orang yang menghubunginya melalui sambungan WhatsApp.
“Ditambah lagi ada tiga orang penghubung-penghubung lainnya. Terus yang memuat di media online satu orang,” tandasnya.(*)