![]() |
Peneliti Utama Indikator Politik Burhanudin Muhtadi |
inijabar.com, Jakarta- Pemangkasan anggaran atau efesiensi anggaran yang dilakukan Gubernur Jawa Barat dinilai lebih positif diterima masyarakat dibanding langkah efesiensi yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto yang justru diterima masyarakat dengan nada negatif.
Hal itu dikatakan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi. Menurut dia, pemerintahan Prabowo harus mencermati isu efisiensi yang dilakukannya.
"Ada satu isu yang harus dicermati pemerintahan Prabowo Subianto yaitu soal efisiensi atau pemangkasan anggaran,"ujarnya.
"Karena ada dua hal yang ga bisa dicerna oleh masyarakat secara positif. Yang pertama adalah yang dihemat ini apa, kenapa ada kementerian, ada KL yang tidak dipotong anggarannya, tapi banyak kementerian yang kena potong. Termasuk kementerian-kementerian yang banyak memberikan pelayanan publik. Ini penjelasan pemerintah harus satu tarikan nafas. Jangan sampai ada perbedaan pesan dan komunikasi antar pejabat pemerintah,"beber Burhanudin.
Yang kedua, kata dia, untuk apa (pemotongan anggaran). Hal ini penting dijelaskan pemerintah agar masyarakat mau diajak untuk mengetatkan ikat pinggang.
"Kalau bisa itu (efisiensi) diikuti dari atas,"ucapnya.
Jadi, lanjut Burhanudin, ada dua peristiwa yang substansinya sama yakni soal efisiensi. Namun penerimaannya di masyarakat berbeda.
"Jadi ada peristiwa yang sama-sama penghematan, sama-sama pemangkasan, tapi yang satu tone nya negatif sekali yaitu rencana pemangkasan di level pemerintahan pusat. Yang satu tone nya positif, yaitu kasus Dedi Mulyadi. Jadi saya sudah cek pakai media analisis. Apa yang dilakukan Dedi itu positif sekali,"ungkap Burhanudin.
Karena, kata Burhanudin, yang dilakukan Dedi diawali dari tunjangan dan kenikmatan yang Dedi Mulyadi terima.
"Baju dinas dia potong, anggaran jalan-jalan ke luar negeri dia potong. Baru kemudian dia (Dedi Mulyadi) ngomong, ini saya potong ya, yang ini juga saya potong ya. Mungkin gaya komunikasi ini perlu ditiru oleh pemerintah Pak Prabowo supaya massage (pesan) nya tidak salah diartikan atau dipahami oleh masyarakat,"tandasnya.
Sekedar diketahui, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi sebelum dilantik sudah mempublih akan memotong sejumlah anggaran untuk dirinya sebagai kepala daerah seperti baju dinas, mobil dinas, perjalanan dinas dan lainnya.(*)