Wamen Dikdasmen RI Sebut Santri Tidak Cukup Hanya Mengandalkan Hafalan Di Era Digital

Redaktur author photo

 

Wamendikdasmen RI DR.Fajar Riza Ul Haq saat menghadiri Orasi Ilmiah di Ponpes Darussalam Ciamis

inijabar.com, Ciamis- Wamendikdasmen RI Dr. Fajar Riza Ul Haq mengatakan, pendidikan pesantren membentuk santri menjadi individu yang mandiri dan memiliki pondasi kuat dalam menghadapi tantangan zaman.

“Menjadi santri berarti kita bisa menjadi siapa saja dan bermanfaat di mana saja. Tidak ada ruang publik di negeri ini yang tidak tersentuh oleh peran santri,” ujarnya.

Hal itu dikatakannya saat mengahdiri Orasi Ilmiah nya bertema Peran Pendidikan bagi Remaja dalam Menghadapi Era Post-Truth di Pondok Pesantren Darussalam Ciamis pada Kamis (13/2/2025)

Fajar yang merupakan alumni Ponpes Darussalam Ciamis angkatan tahun 1998 menceritakan pengalamanya saat menjadi santri.

Dia menekankan pentingnya pendidikan berbasis pesantren dalam membentuk karakter santri yang moderat, demokratis, dan memiliki kemampuan diplomasi.

Dalam konteks era post-truth, kata Fajar, tantangan besar yang dihadapi generasi muda akibat perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (artificial intelligence). 

Ia menegaskan, kalau sekedar mengandalkan hafalan dan memori tidak lagi cukup di era digital ini.

“Kecerdasan buatan berkembang pesat. Jika kita hanya mengandalkan hafalan, kita akan kalah oleh mesin. Yang perlu kita latih adalah kemampuan berpikir kritis, menganalisis informasi, dan berargumentasi dengan fakta yang kuat,” ungkapnya.

Fajar juga menyoroti dampak negatif penggunaan gawai yang berlebihan di kalangan remaja. 

Menurutnya, kecanduan gawai tanpa kontrol dapat menyebabkan masalah kesehatan mental dan menurunkan kualitas pemahaman terhadap ilmu pengetahuan.

“Screen time masyarakat Indonesia adalah salah satu yang tertinggi di dunia, mencapai 6-7 jam per hari. Namun, banyak informasi yang dikonsumsi tidak menambah wawasan yang positif,” kata Fajar.

Sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam menghadapi tantangan ini, sambung dia, pihak Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah tengah merancang program pelatihan konseling bagi guru guna membantu siswa dalam menghadapi tantangan era digital.

Fajar mengajak para santri untuk terus meningkatkan kapasitas diri dan tidak mudah terbawa arus informasi yang menyesatkan. 

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pondok Pesantren Darussalam atas peran pentingnya dalam mencetak generasi pemimpin bangsa.

“Jadilah santri yang berpikir kritis, komunikatif, dan mampu menjembatani berbagai perbedaan. Hanya dengan begitu, kita dapat menghadapi era post-truth dengan lebih baik,”tandasnya.(edo)

Share:
Komentar

Berita Terkini