Dua Korban Obat Kadaluarsa di Kota Bekasi Harus Mendapat Kompensasi Yang Sama

Redaktur author photo
Aktifis Kesehatan, Muhammad Fajri

inijabar.com, Kota Bekasi- Kurangnya pemantauan masa berlaku terhadap obat-obatan yang dinilai masih kurang sehingga berdampak fatal pada pasien.

Aktifis kesehatan yang juga menjabat Satuan Pengawas Internal (SPI) RSUD Chasbullah Abdulmajid (CAM) Kota Bekasi Muhamad Fajri menyesalkan adanya obat kadaluarsa yang beredar di puskmas di Kota Bekasi.

"Mungkin dari kedua korban ini memiliki keseriusan penyakit yang berbeda namun (soal kompensasi) seharusnya juga dibuatkan sama, namun mungkin ada pertimbangan-pertimbangan lain yang satu dengan yang lain,"ujarnya. Rabu (26/3/2025).

Fajri menyebut, kompensasi yang diterima kedua korban sangat timpang. Yang pasien satu mendapat kompensasi Rp30 juta sedangkan pasien satu nya lagi hanya mendapat Rp2 juta

"Menurut saya harus bisa disamaratakan (kompensasi) dan tetap melihat dari sisi keseriusan daripada penyakit yang di derita korbannya, karena saya lihat salah satu korban mengalami alergi obat yang cukup serius tapi  korban yang 1 lagi tidak begitu serius,"tuturnya.

Untuk kedepannya, kata dia, agar tidak terjadi lagi hal yang serupa, pemerintah harus lebih serius dalam memperhatikan kasus ini, harus mengambil langkah-langkah preventif atau pencegahan juga menjadi jauh lebih penting.

"Saya berfikir bahwasannya harus juga di buatkan Perwal pemerintah untuk adanya pengawas di puskesmas-puskesmas yang ada di Kota Bekasi, bisa dibagi zona di buatkan Perwal dan dilakukan pengawasan oleh tenaga yang profesional disesuaikan dengan tupoksi nya mulai dari sisi pelayanan, pengawasan karena memang idealnya seharusnya setiap pelayanan publik itu ada pengawasnya,"beber Fajri. 

Hal ini dilakukan agar pelayanan menjadi prima dan maksimal apalagi pemerintah daerah, mewacanakan pelayanan Zero Complain, artinya langkah pencegahan maupun preventif yang di lakukan oleh pemerintah ini juga akan menekan dari zero complain tersebut.

"Kita selalu berharap untuk pelayanan di Kota Bekasi bisa menjadi prima, baik dari semua lini namun juga harus diimbangi dari sumber daya manusia (SDM) nya, kemampuannya, keterampilan nya, pengwasannya itu juga menjadi hal yang penting,"ucapnya.

Ketika semua aspek sudah terpenuhi maka persentase keluhan dari masyarakat akan menjadi kecil dan jadi sedikit bahkan kalau bisa zero complain itu benar-benar bisa berjalan  namun kan apabila prosesnya tidak kita lakukan secara menyeluruh, secara baik, secara komprehensif maka ending nya tetap tidak bisa.

"jadi saya pikir harus dirunut dari awal apakah sumber utamanya apa lalu juga harus lakukan-lakukan langkah yang betul baik agar output nya juga baik, kalau proses inputnya tidak baik ya sudah pasti output nya pun akan tidak baik,"pungkasnya.(firman)

Share:
Komentar

Berita Terkini