Gubernur Jabar KDM Sebut Apel Rutin Itu Nyiksa Pegawai

Redaktur author photo

 

Ilustrasi 

inijabar.com, Kota Bandung- Pernyataan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi soal dirinya yang enggan mengikuti apel upacara dengan alasan hal itu sebagai rutinitas biasa tidak ada nilai spiritualitas.

"Rutin upacara, rutin ini, rutin itu, sehingga tidak ada spiritualitas. Saya sih memandang ruang upacara itu ruang spiritualitas. Kenapa saya tidak mau apel sampai hari ini,"ucapnya saat memberikan sambutan di acara Ngeriung dengan walikota dan bupati se Jawa Barat.

Karena, kata dia, kalau setiap hari tidak ada spiritualitasnya yang ada rutinitas, maka harus sekali-sekali (upacaranya). Apel itu, sambung Dedi, cuma setahun sekali aja.

"Maka saya lebih memilih apel (upacara) tuh cuma setahun sekali pas 17 Agustus aja, agar spiritualitas, kenapa, karena apel (upacara) itu menyiksa pegawai,"ucapnya.

"Menyiksa pegawai bagaimana. Pimpinannya, kepala dinasnya, kepala OPD nya, sekda nya, bahkan gubernurnya, bupati walikota nya itu selalu marah-marag pada yang hadir apel,"sambung Dedi.

Kalau yang hadir apel 300 yang hadir 250, 2 jam pimpinan apel itu bicara di hadapan yang hadir.

"Yang hadir mah teu perlu dipapagan, yang 50 yang teu hadir panggil isukan. Ari sia teu apel, ku aing diturunken jabatan,"sindir pria yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) ini.

"Di kita kebiasaan orang yang kerja dikritisi terus-terusan. Kalau kita punya anak rajin ngepel, rajin nyapu, rajin nyetrika, rajin masak, maka yang diomelin itu anak yang rajin itu,"kata KDM.

Dia mencontohkan, orang yang kaya dirinya sering kerja, pasti dikritisi oleh pengamat.

"Seneng saya (dikritik), lebih keras dari itu. Kenapa ?, tidak akan sampai ke pulau kalau arusnya tidak kencang. Semakin arus kencang, semakin angin berhembus, semakin gelombang besar, maka menuju pulau harapan semakin cepat dilakukan,"tuturnya.

Tugas pemimpin itu, kata KDM, masuk ke dalam gelombang dan tugas pemerintah mengelola gelombang. Dia juga menegaskan, dalam memimpin mudah sekali.

"Saya jadi gubernur mah ga cakap, kecil ringan banget. Kenapa, satu karena menguasai arus media. Kedua punya aparat yang pintar-pintar dan cekatan. Tiga punya anggaran besar,"tandasnya.(*)

Share:
Komentar

Berita Terkini