![]() |
Ilustrasi |
inijabar.com, Kota Bandung- Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi soal pelarangan study tour banyak ditentang oleh komunitas pariwisata karena dianggap menurunkan angka kunjungan wisata.
Dedi Mulyadi menilai yang menentang kebijakan tersebut justru dipertanyakan kemampuanya dalam mengelola jasa wisata.
"Jadi kalau hari ini gagasan saya tentang pelarangan study tour. Kenapa saya melarang study tour. Kepala sekolah nya bego, ga belajar, ga kuliah,"ucapnya geram.
Dia menjelaskan, study itu pembelajaran, tour itu perjalanan. Jadi study tour itu adalah pembelajaran yang di dalam nya melakukan perjalanan.
"Study tour yang terbaik adalah Isra Miraj. Spiritualitasnya dia (Nabi Muhammad) dalam melakukan perjalanan dari masjidil Haram ke masjidil Aqsa,"cetus Dedi Mulyadi.
"Orang tua kita mengajarkan study tour yaitu rohani kita harus senantiasa pergi dalam pengembaraan yang melahirkan sastra, novel, karya-karya ilmiah. Melahirkan karya-karya imaginer seperti lukisan,"ujarnya.
Makanya, kata Dedi, dirinya merasa aneh pengelola jasa perjalanan pariwisata ke anggota dewan yang katanya pariwisata turun karena study tour dilarang.
"Makanya saya menjadi aneh. DPR didatangai jasa pengelola perjalanan pariwisata. Kenapa?, karena hari ini wisata menurun karena studibtour tidak ada. Berarti angka pariwisata di Jawa Barat didominasi oleh anak-anak sekolah bukan oleh wisatawan,"bebernya.
"Berarti dinas pariwisata gagal,"tandasnya.(*)