![]() |
Penulis: Yanyan Supiyanti |
RAMADHAN akan segera berakhir. Umat Islam pasti merasakan kesedihan ketika akan meninggalkan Ramadan. Ramadan bulan istimewa. Beragam limpahan pahala dapat diperoleh di dalamnya. Belum tentu akan bertemu kembali dengan Ramadan di tahun depan.
Namun, hari raya pun harus disambut dengan bahagia. Sebab, Idulfitri adalah hari yang istimewa juga. Beragam kebaikan ada di dalamnya. Berbagai cara dilakukan umat Islam untuk menyambutnya.
Harapan di Ujung Ramadan
Lahirnya pribadi-pribadi bertakwa yang siap tunduk dan patuh pada seluruh aturan Allah Swt. karena takut akan hisab-Nya merupakan harapan umat Islam di ujung Ramadan.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz pernah berkata, 'Hari Raya itu bukan bagi orang yang memakai pakaian baru. Hari raya adalah bagi mereka yang takut terhadap hari pembalasan'.
Pribadi-pribadi bertakwa yang diharapkan adalah perubahan nyata yang berpengaruh pada kehidupan individu sekaligus pada kehidupan masyarakat secara menyeluruh.
Namun, fakta kondisi hari ini, dari Ramadan ke Ramadan belum ada perubahan. Aneka kezaliman belum dapat dihentikan, berbagai kebijakan masih saja menyusahkan rakyat, seperti pajak hingga kapitalisasi layanan publik.
Sumber daya alam yang melimpah seharusnya dapat menyejahterakan rakyat, malah digadaikan bahkan dijual kepada para kapital swasta dan asing. Para pencuri uang negara bebas merajalela, disebabkan lemahnya hukum di negeri ini. Negara berkutat dalam utang riba yang tak berkesudahan.
Kaum muslim di belahan dunia lain hari ini masih terpuruk, terjajah, dan tertindas. Kaum muslim di Palestina, Suriah, Irak, Afganistan, Xinjiang, Chechnya, Rohingya, dll, mereka dijajah, disiksa, bahkan diusir dari negerinya tanpa ada perlindungan dan pembelaan.
[cut]
![]() |
Penulis |
Keterpurukan demi keterpurukan tersebut diakibatkan karena umat Islam telah menyimpang dari aturan Allah Swt. "Siapa saja yang berpaling dari peringatan Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan mengumpulkan dia pada hari kiamat nanti dalam keadaan buta." (QS Thaha: 124)
Takwa dan Kemenangan
Tampaknya kemenangan ketika agama Islam menjadi pusat orientasi agama-agama lain.
Terwujudnya kemenangan akan terlihat dalam konteks individu muslim dan juga dalam konteks entitas masyarakat Islam sebagaimana terlihat pada masa-masa sebelumnya.
Umat Islam tampil sebagai sebaik-baik umat dan direpresentasi oleh kekuasaan politik Islam, yang kekuasaannya mendunia selama empat belas abad lamanya. Institusi inilah yang telah menunjukkan kemampuannya dalam menjaga kedaulatan syariat sekaligus menjaga kedaulatan umat Islam dunia.
Ketakwaan hakiki akan terealisasi ketika negara menerapkan hukum-hukum Allah dengan sempurna. Dengan demikian akan terbukalah pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi, sebagaimana firman Allah Swt. dalam Alquran surat Al-A'raf ayat 96, yang artinya,
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
Namun, umat Islam hari ini sudah lama tidak berpenjaga setelah lebih dari seabad hidup tanpa perisai. Musuh-musuh Islam telah berhasil meruntuhkannya hingga umat Islam terombang-ambing dalam kehinaan dan perpecahan.
Tujuan dari Ramadan dan Idulfitri adalah meraih kemenangan hakiki. Kemenangan akan datang dan itu janji Allah Swt. yang tercantum dalam firman-Nya Quran Surat An-Nuur ayat 55,
"Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh di antara kalian bahwa Dia benar-benar akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dia benar-benar akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridai untuk mereka; dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah Aku tanpa mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun. Siapa saja yang kafir sesudah janji itu, mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS An-Nuur: 55)
[cut]
![]() |
Penulis |
Ketakwaan hakiki akan tampak pada seorang muslim, ketika ia melaksanakan ibadah puasa sesuai tuntunan Alquran dan Sunah serta ikhlas semata-mata mengharap rida Allah Swt.
Oleh karena itu, setiap muslim pasca-Ramadan akan senantiasa takut terhadap murka Allah Swt. Ia akan berupaya menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Ia akan senantiasa menjalankan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.
Takwa harus diwujudkan dengan cara mengamalkan seluruh syariat-Nya. Baik terkait habluminallah (akidah dan ibadah), habluminafsi (makanan, minuman, pakaian, dan akhlak), dan juga habluminanas (ekonomi, politik, pendidikan, pemerintahan, sosial, budaya, dll), maupun terkait 'uqubaat (sanksi hukum).
Tidak dapat dikatakan takwa jika seorang muslim biasa melaksanakan salat, puasa, atau ibadah haji, tetapi ia juga masih memakan riba, melakukan suap dan korupsi, mengabaikan urusan rakyat, menzalimi rakyat, serta menolak penerapan syariat secara menyeluruh.
Kemenangan hakiki akan terwujud ketika umat Islam menjadi umat yang bertakwa kepada Allah Swt. Hari ini, masih banyak perintah Allah Swt. yang belum diamalkan dan berbagai larangan-Nya yang masih dilanggar, terutama syariat Islam yang berkaitan dengan pengaturan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Syariat Islam yang belum diamalkan secara menyeluruh inilah yang menyebabkan kehidupan kaum muslim hari ini terpuruk, terjajah, dan tertindas.
Keterpurukan demi keterpurukan tersebut diakibatkan karena umat Islam telah menyimpang dari aturan Allah Swt.
"Siapa saja yang berpaling dari peringatan -Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan mengumpulkan dia pada hari kiamat nanti dalam keadaan buta." (QS Thaha: 124)
Ramadan akan segera berakhir. Pada Hari Raya Idulfitri nanti jadikan momentum untuk membuktikan bahwa umat Islam adalah umat yang layak dan berhak disebut sebagai umat yang bertakwa di hadapan Allah Swt., yakni yang siap tunduk patuh secara total kepada syariat-Nya.
Kunci Kemenangan Hakiki Umat Islam
Ada setidaknya tiga kunci kemenangan hakiki umat Islam. Pertama, memantaskan diri sebagai hamba yang kokoh keimanannya, keilmuannya, dan dekat dengan Allah Swt.
Kedua, memaksimalkan dalam melakukan upaya perubahan yang lebih baik dari kondisi sebelumnya.
[cut]
![]() |
Penulis |
Ketiga, bersabar atas panjangnya perjuangan dan bahaya tipu daya musuh.
Kemenangan demi kemenangan yang berhasil diraih Rasulullah saw. dan para sahabatnya, serta para khalifah setelahnya adalah karena mereka menerapkan Islam secara menyeluruh dalam kehidupan mereka. Generasi Islamnya mampu membangun kekuatan 'super power' yang disegani kawan dan ditakuti lawan.
Negara inilah yang mampu mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya, mampu melahirkan para pejuang Islam yang tangguh dalam mengemban misi pembebasan di berbagai negeri, mampu menumbuh-suburkan perkembangan sains dan teknologi demi kemaslahatan umat manusia, mampu menjadikan negeri Islam sebagai kiblat perkembangan sains dan teknologi di saat bangsa Eropa masih tenggelam dalam kebodohan dan keterbelakangan.
Itulah kemenangan hakiki umat Islam dan kebaikan untuk dunia. Semoga kemenangan kolektif umat dalam percaturan politik dunia segera terwujud.
Wallahualam bissawab.
Ditulis oleh: Yanyan Supiyanti, A.Md.- Pendidik Generasi