![]() |
Anggota DPRD Kota Bekasi Rizki Topananda saat menggelar Reses di RW 03 Margamulya Bekasi Utara |
inijabar.com, Kota Bekasi - Warga RW 03 Kelurahan Margamulya, Kecamatan Bekasi Utara, mengeluhkan penutupan akses jalan penghubung ke pusat Kota Bekasi, akibat pembangunan cluster Summarecon.
Keluhan ini disampaikan, saat kegiatan Jejaring Aspirasi Masyarakat (Reses), yang digelar anggota DPRD Kota Bekasi Fraksi PKB, Rizki Topananda, Rabu (23/4/2025).
"Jalan itu satu-satunya jalur cepat kami ke pusat kota. Sekarang harus memutar jauh, menghabiskan lebih banyak waktu karena macet di depan sekolah," ungkap Ketua RW 03 Kelurahan Margamulya, Amsar, saat menyampaikan keluhannya.
Warga Margamulya meminta agar jalan tersebut tidak ditutup, karena selama ini menjadi jalur alternatif bagi mereka untuk menuju pusat Kota Bekasi, dan dinilai merugikan warga yang harus memutar lebih jauh untuk mencapai tujuan.
Menanggapi keluhan tersebut, Rizki menegaskan, akan segera menindaklanjuti permasalahan tersebut, dengan mencari akar persoalannya.
"Ini menyangkut hak warga. Kami akan meminta penjelasan resmi dari developer dan memastikan ada solusi yang adil," tegas Rizki saat merespons keluhan warga.
Politisi PKB itu mendorong adanya pertemuan antara perwakilan warga, pihak developer, dan pemerintah setempat untuk mencari jalan tengah yang menguntungkan semua pihak.
"Bagaimanapun ini fokus utamanya untuk kemaslahatan bersama, bukan hanya satu atau dua pihak yang diuntungkan atau dirugikan," ujarnya.
Rizki juga menekankan prinsip kesetaraan hak bagi seluruh warga, dalam mengakses fasilitas publik, termasuk jalan.
"Akan tetapi ini hak bersama, warga yang tinggal di perkampungan atau di perumahan semua sama warga negara memiliki hak yang sama di mata negara. Maka tidak ada perbedaan dalam proses kehidupan di masyarakat, tidak ada menengah ke atas ataupun menengah ke bawah," paparnya.
Sebagai langkah awal, Rizki akan melakukan pengecekan dan verifikasi terhadap keluhan tersebut sebelum berkomunikasi dengan dinas-dinas terkait.
"Ya intinya kita akan mengecek terlebih dahulu. Saya baru mendapat informasi pengaduan dari masyarakat sekitar, dan akan kita pertanyakan kembali kepada dinas-dinas terkait yang menangani atau memahami permasalahan ini," pungkasnya.
Persoalan penutupan akses jalan oleh pengembang perumahan bukan kali pertama terjadi di Kota Bekasi. Sebelumnya, beberapa kasus serupa juga pernah muncul dan menimbulkan konflik antara warga setempat dengan pihak pengembang. (Pandu)