![]() |
Salah satu ruang kelas yang pembatas kelas nya rubuh |
inijabar.com, Kota Bekasi- Banyak nya sekolah rusak di Kota Bekasi pasca musibah banjir pada bulan Februari 2025 lalu juga menyisakan kepiluan bagi seluruh jajaran SDN Jatirasa V kecamatan Jatiasih.
Kepala Sekolah SDN Jatirasa V Dayman mengungkapkan, kerusakan yang terjadi pasca banjir di Kota Bekasi bukan hanya pada bangunan sekolah tapi juga pada invetaris sekolah.
"Kerusakan melingkupi mebeuler (meja dan kursi) kemudian perangkat lunak seperti komputer, Laptop dan kita sudah laporkan ke Dinas Pendidikan dan teruskan ke Inspektorat Kota Bekasi. Bahkan sudah memperivikasi dan pintu terakhir di Disperkintan (Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan),"ungkap Dayman saat ditemui di sekolah nya. Jumat (24/4/2025).
![]() |
Kepsek SDN Jatirasa V Dayman |
Dia juga menyampaikan, OPD terkait juga sudah datang untuk melihat kerusakan yang ada di SDN Jatirasa V.
"Kerusakan terparah ada di gedung baru yang dibangun tahun 2022 akibat banjir kemarin, gedung baru tersebut pondasi bangunan nya di beberapa kelas amblas akibat pengerjaanya kurang bangus (pengurungkanya),"beber Dayman.
"Itu pas kita semprot menggunakan empat mobil Damkar, airnya tidak kemana-mana masuk ke dalam ubin itu, teryata kosong bawahnya (tidak ada tanah), kata orang yang ngerti bagunan itu pemadatanya belum maksimal,"ucapnya.
Selain gedung baru di SDN Jatirasa V yang amblas, pagar pembatas sekolahan juga roboh, dan itu, kata Dayman, sudah diprediksi karena pengerjaannya yang kurang bagus.
"Saya tidak bisa tidur menjelang libur kemarin, ternyata apa yang saya bayangkan terjadi. Kita tidak bisa memprediksi, karena sekolah itu beberapa hari kemarin setelah pagar ini roboh bayak orang yang masuk ke lingkungan sekolah untuk buang sampah sampai buang hajat di Sekolah,"ungkap Dayman.
Dayman berharap ada upaya dari Dinas Pendidikan Pemerintah kota Bekasi untuk memperbaiki SDN Jatirasa V, yang menurut dia paling parah dari 10 Sekolah SD yang terdampak banjir di Kota Bekasi.
Dia juga berharap setidaknya ada upaya pemagaran sementara sebelum permanen contoh seperti pakai bambu atau seng.
"Paling tidak ada upaya pemagaran sementara misalnya dari bambu diisi dengan seng, paling itu tidak sampai Rp10 juta. Seandainya dana perbaikan itu turun, silahkan Dinas-Dinas terkait mengelolanya karena saya tidak kelola saya terima beres,"tuturnya.
"Saya sempat dipanggil pak Sekdisdik, tapi jawaba pak Sekdis, kan sudah dikunjungi Pak Gibran (Wapres). Iya betul dikunjungi pak Wakil Presiden tetapi kan sampai hari ini belum ada bantuan, Malah yang tidak kita duga dari istrinya pak Muhaimin Iskandar melalui Pengurus Patayat NU Harokat Majelas Taklim ( HMT ) yang membantu anak-anak bantuan langsung seragam sekolah termasuk 250 paket sembago,alat tulis dan juga dari simpatisan dari temen-temen kecamatan Medan Satria, Pondok Gede, Jatsampurna dan Jatiasih sendiri,"keluhnya.(firman)