![]() |
Sekretaris Organda Kabupaten Bogor H.Haryandi |
inijabar.com, Kabupaten Bogor- Sekretaris Organda Kabupaten Bogor H.Haryandi mengaku uang yang diterima nya dari para sopir angkot yang menerima insentif dari kebijakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi tersebut bukan uang 'jago'.
Namun uang tersebut untuk para petugas yang bekerja selama dua hari malakukan pendataan supir angkot dan lainnya.
"Karena yang saya berikan kepada mereka bukan uang 'jago', atau uang japuk atau uang apapun namanya. Tapi bener-bener uang keringet mereka yang di mata saya langsung bukan katanya, mereka bekerja dari pagi sampai sore selama dua hari berturut-turut,"ucap Haryandi.
Saat ditanya apakah ada perintah dari Haryandi meminta Rp200 ribu pada para sopir angkot yang mendapatkan instensif melalui chat WA?. Haryandi pun meyakinkan tidak ada perintah menetapkan jumlah uang dari para sopir angkot.
"Gak ada saya, silahkan kalau ada chat dari saya silahkan buktikan,"jawabnya.
Haryandi menyatakan, pembicaraan terkait sopir angkot itu secara lisan dalam sebuah dialog disampaikan pada Kamis pagi.
"Saksinya ada, karena kita tidak sembunyi-sembunyi. Kita nothing to lose. Bahwa ada sebuah program yang InshaAllah bermanfaat buat anggota (sopir angkot). Sementara (sisi lain) tidak ada anggaran untuk operasional. Ya kita barangkali solusi (biaya operasional) ya seperti itu (pemotongan), partisipasi kesadaran dari yang menerima manfaat,"ujarnya.
Haryandi juga mengklaim, tidak semua anggotanya memberikan uang partisipasi itu. Pasalnya, kata dia, target nya tidak besar.
"Hanya sebatas menutupi biaya operasional saja,"cetusnya.
Dia pun mengungkapkan, bahwa ternyata Nandar (KKSU) itu menerima uang dari Emen (sopir angkot).
"Saya baru tahu. Jangankan uangnya yang Rp3.200.000 itu. Laporanya pun saya ga tahu. Saya baru tahu ada pemberian uang dari saudara Emen ke saudara Nandar setelah ada berita viral,"ungkapnya.
"Uangnya ga nyampe ke saya itu yang Rp3.200.000 itu. Jadi yang saya terima itu yang Rp8 juta saja. Yang saya kembalikan Rp3.500.000 itu,"sambung Haryandi.
Jadi, lanjut dia, yang diberikan Emen sebesar Rp3.200.000 kepada Nandar, tanpa sepengetahuan dirinya.
"Jadi setelah viral, sebagai pertanggung jawaban moral, saya kembalikan uang yang Rp8 juta itu, tanpa saya minta kembali dari tim saya yang sudah bekerja,"ucapnya.
Sebelumnya, KKSU Nandar bersama sopir angkot Emen bertemu Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Dalam pertemuan tersebut Nandar dengan yakinnya menyebut ada perintah dari Haryandi untuk memberikan uang se ikhlasnya dari uang insentif yang diterima para supir angkot tersebut.(*)