 |
| Sopir angkot di Kabupaten Bogor yang melalui jalur Puncak saat kedapatan melanggar tetap narik penumpang saat momen libur lebaran. |
inijabar.com, Kabupaten Bogor- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kesal mengetahui adanya pemotongan uang kompensasi bagi sopir angkot di wilayah Kabupaten Bogor jalur Puncak sebesar Rp200 ribu per orang.
Selain itu, masih ada sejumlah sopir angkot di Bogor jalur Puncak yang mengaku tidak dapat kompensasi sehingga tidak mematuhi kebijakan Gubernur Jabar dan tetap bekerja di libur lebaran.
Menurut salah satu supir angkot bernama Emen saat dikonfirmasi oleh Dedi Mulyadi mengungkapkan, bahwa uang kompensasi sebesar Rp1 juta dalam bentuk tunai dan sembako senilai Rp500 ribu.
Kemudian uang tunai diberikan dalam dua amplop masing-masing berisi Rp500 ribu.
"Yang satu (amplop) untuk sopir yang satu untuk pemilik angkot,"ujar Emen.
Dedi Mulyadi mendengar hal tersebut mengaku heran, karena uang kompensasi Rp1 juta dalam satu amplop dan hanya untuk sopir angkot bukan untuk pemilik angkot.
"Lah itu satu amplop, saya bicaranya untuk supir angkot bukan pemilik angkot,"tegas Dedi.
"Hitungan saya kenapa Rp1 juta dalam 7 hari. Satu hari dapat Rp150 ribu maka dapatlah Rp1 juta sudah cukup ditambah sembako kan jadi nikmat hitungan saya itu,"bebernya.
"Pemilik mah ngeridokeun hela saminggu tong disetoran (pemilik mah rido in aja seminnggu tidak ada setoran,"ucap Dedi lagi.
Kang Dedi Mulyadi (KDM) juga menyatakan, akan mengevaluasi kebijakan tersebut agar lebih baik kedepan termasuk hitungan uang kompensasi.
"Pokoknya akan jadi bahan evaluasi lah kedepan bisa kita naikan jadi Rp300 ribu per hari misalkan untuk supir Rp150 ribu untuk pemilik angkot Rp150 ribu,"tandasnya.
Kebijakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi tersebut juga perlu dievaluasi menyeluruh apakah efektif mengurangi kemacetan atau tidak. Pasalnya jalur Puncak terlihat tetap macet sampai ke jalur tol di H+3 libur lebaran.(*)
